Sabtu, 30 April 2011

mendidik diri dengan wasiat Nabi

Tidak diragukan lagi, masing-masing kita mendambakan terciptanya suasana kebahagiaan, kebersamaan, dan ketentraman baik dalam urusan dunia maupun agama bahkan negara. Banyak usaha yang dilakukan tetapi nyatanya tidak menghasilkan apa yang diharapkan, sementara kita meyakini bahwa tidak ada satu kesulitan pun kecuali pasti ada jalan keluarnya. Allah berfirman, "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS Asy Syarhu / Alam Nasyrah: 6).

Allah juga berfirman, "Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS Ath Thalaq: 4). Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda dalam hadits Ibnu Abbas, "Ketahuilah, bahwasanya kemenangan bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan dan sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."

Sudah saatnya untuk kita bercermin kepada segala upaya yang dikerahkan dalam membina diri, keluarga,, lingkungan, masyarakat, dan lebih luasnya lagi negara. Sudahkah kita jujur kepada Allah dan KitabNya, kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan Sunnahnya, dalam hal aqidah, akhlaq, ibadah, dan muamalah? Dimana hal ini adalah pintu masuk ruang kebahagiaan dan kebersamaan.

Para pembaca -semoga dirahmati Allah- Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai Nabi dan Rasul yang terakhir, tidaklah meninggalkan umatnya kecuali telah menerangkan apa yang dibutuhkan mereka dalam membangun kehidupan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, inilah kesempurnaan dien.

Allah berfirman, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah kucukupkan kepadamu nikmatku dan telah kuridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS Al Maaidah: 3).

Allah juga berfirman, "Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu." (QS An Nahl: 89). Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah, serta Ad Darimy dari sahabat Abu Najih Al Irbadh bin Sariyah berkata, "Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan mencucurkan air mata. Maka kami bertanya, 'Wahai Rasulullah! Seakan-akan nasehat ini adalah nasehat yang terakhir maka berilah kami wasiat.' Nabi bersabda, 'Aku wasiatkan padamu agar tetap bertaqwa kepada Allah, serta tetap mendengar perintah dan taat, walaupun yang memerintah kamu itu seorang budak, maka sesungguhnya orang yang masih hidup di antaramu nanti akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atasmu memegang teguh akan Sunnahku dan perjalanan para khulafa ar rosyidin yang diberi petunjuk, peganglah olehmu sunnah-sunnah itu dengan kuat dan jauhilah olehmu bid'ah, sesungguhnya segala bid'ah itu sesat.'"
Sungguh Rasulullah telah memberikan nasehat yang agung dan wasiat yang sempurna ini kepada umat Islam dimana beliau beliau menunjukkan mereka kepada perkara-perkara yang besar, tidak akan tegak urusan dien dan dunia kecuali dengan komitmen terhadapnya dan mengikutinya. Tidak ada jalan keluar dari problematika kehidupan kecuali dengan mengamalkannya dengan seksama di zaman yang dipenuhi dengan tipu daya, dibenarkannya para pendusta dan didustakannya orang-orang yang jujur, serta dipercayanya para pengkhianat dan dikhianatinya orang-orang terpercaya
.
Sungguh sangat disesalkan tatkala terlihat mayoritas umat Islam sudah tidak bersandar lagi kepada Al Qur'an tidak pula kepada Sunnah dalam aqidahnya, di saat semaraknya orang-orang yang berhati setan dan bertubuh manusia (manusia berbulu domba). serta memunculkan kebid'ahan-kebid'ahan,. Adapun wasiat-wasiat yang disampaikan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam itu ialah:

Pertama: tidak ada dien kecuali dengan taqwa yaitu taat kepada Allah, melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi laranganNya. Taqwa adalah sebab dipermudahnya segala urusan dien dan dunia serta dibukanya berkah dari langit dan bumi. Allah berfirman, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS Al A'raaf: 96).

Kedua: tidak akan tegak urusan-urusan umat baik dunia maupun dien kecuali dengan pemimpin yang sholeh, adil, menuntun mereka kepada Kitab dan Sunnah Rasulullah, menerapkan di tengah-tengah mereka syariat Allah, mengatur barisannya dan menyatukan kalimatnya serta mengangkat bagi mereka bendera jihad untuk meninggikan kalimat Allah. Sedangkan atas umat agar menerima dengan penuh taat baik dalam hal yang disukai maupun dibenci, selama pemimpin itu istiqomah di atas perintah Allah dan menjalankan hukum-hukumNya.

Demi memanifestasikan kemaslahatan Islam dan kaum muslimin, menjaga kesatuannya dan melindungi darah-darahnya. Islam mewajibkan taat dalam hal yang ma'ruf (baik) atas umat terhadap waliyul amri / pemerintah sekalipun mereka bermaksiat, selama kemaksiatannya tidak sampai pada kekafiran.
Ketiga: Wasiat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam mencakup sikap yang harus dilakukan umat dari perselisihan dan terhadap orang yang menyelisihi Al Haq, beliau menunjuk agar berpegang teguh dengan Al Haq dan kembali kepada manhaj yang benar, manhaj Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan para khulafa ar rosyidin RA. Tidaklah Sunnah dan manhaj mereka kecuali Kitabullah -yang tidak pernah didatangi kebatilan dari arah depan maupun belakang- serta Sunnah Rasulullah yang suci. Allah berfirman, "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan mereka pun ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (QS At Taubah: 100). Inilah solusi yang benar yang dapat menghentikan perselisihan dengan cara yang diridhoi Allah.
Keempat: Wasiat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam juga meliputi peringatan terhadap bid'ah, sangat sering beliau memperingatkan umatnya dari bahaya dan kerusakan yang ditimbulkannya dengan penjelasan yang gamblang bahwa bid'ah adalah kesesatan.

Para pembaca -semoga dirahmati Allah- demikianlah kita mesti memulai untuk menyadarkan dan mendidik setiap diri-diri kita agar kembali kepada wasiat Allah dan RasulNya, kembali kepada konsep hidup nabawi (moslem worldview), bersungguh-sungguh untuk menegakkan ibadah kepada Allah dan membuktikannya bukan hanya sebatas retorika, sehingga akan terciptalah kebaikan dalam diri kita, dalam keluarga kita, dan dalam kita.waingkungan masyarakat kita.wallahu a’lam bishowwab.

Ketahuilah bahwa:
baiknya diri adalah baiknya keluarga
baiknya keluarga adalah baiknya masyarakat
baiknya masyarakat adalah baiknya lingkungan
baiknya lingkungan adalah baiknya negara
baiknya negara adalah baiknya umat
baiknya umat adalah baiknya alam secara keseluruhan bi idznillah.

Self Leadership

Self Leadership




Wahai kawan!, ada satu pertanyaan yang sangat menarik untuk diriku, mungkin juga untuk dirimu, satu pertanyaan yang serimg muncul tentang teori kepemimpinan adalah mengapa leadership sangat kaya dari segi teori dan konsep, sementara sanagat miskin dalam aplikasinya atau penerapan dari konsep-konsep yang banayak itu.
Ratusan buku dan model leadership mengajukan berbagai cara terbaik untuk menjadikan leader yang baik, namun, banyak orang ketika diminta untuk menyebut nama seorang leader yang dapat mereka jadikan sebagai role model ( contoh nyata) mereka sulit sekali menyebutkannya.
Adanya jarak antara apa yang dipelajari tentang leadership dan apa yang benar-benar diterapkan merupakan fenomena umum dalam model kepemimpinan sekarang. Model-model ini hanya berfokus pada berbagai kompentensi yang diperlukan untuk memimipin suatu organisasi tetapi tidak menjelaskan bagaimana meneumbuh suburkan kompentensi-kompentensi itu, apakah ini suatu krisis dalam teori leadership?.
Sebenarnya hal ini lebih merupakan krisis keberanian (courage) ketimbang krisis teori leadership, karena yang kurang sekarang ini bukanlah pengetahuan atau teori leadership. Tetapi keberanian untuk mewujudkan pengetahuan tersebut kedalam aksi yang nyata (actual performarnce) bukan hanya beretorika belaka, selesai beretotoriaka selesai juga urusan. Tidak seperti itu kawan, coz kehidupan tidak akan berubah hanya dengan sebuah retorika. Suatu tanggung jawab dan keberanian untuk mewujudkan konsep atau teori tidak datang hanya dengan berharap. Ia hanya terjadi sebagai konsekuensi tingkat kesadaran ( consciousness) seseorang. Untuk mrncapai hal itu, seseorang harus dapat memahami dan mengalami tingkat kesadaran yang mendalam dan tingkat identitas diri yang lebih tinggi, sebagai prasyarat bagi pengembanagan kompentensi dalam memimpin orang lain.
Maka kepemimpinan diri (self leadership) menjadi sangat pundamental perannya dalam proses perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam beberapa kali kesempatan, Muhammad saw mengingatkan kita tentang perlunya kompentensi penguasaan terhadap diri sendiri. Misalnya, ketika pulang dari perang Badar Al-Kubra, beliau berkata kepada para sahabatanya, “ kita pulang dari perang kecil menujuperang yang lebih besar”. Para sahabat bertanya-tanaya, “bukankah perang yang baru dilalui adalah suatu perang yang besar?” salaseorang sahabat bertanaya, “ apa perang yang lebih besar itu, wahai Rasullulah?,jawab beliau, “perang melawan hawa nafsu”(HR.Baihaqi). peperangan melawan hawa nafsu merupakan peperangan melawan dirisendiri. Artinya, peperangan yang paling besar adalah peperangan melawan diri sendiri.
Self leadership pada subtansinya adalah penguasaan dan pengendalian terhadap hawa nafsu. Seseorang yang bijak berkata “setiap musuh yang anda perlakukan dengan lemah lembut akan menjadi kawan, kecuali nafsu, semakin kau berlemah lembut padanya, ia akan semakin menjadi melawan, dan akhirnya akan memperbudakmu”. Pilihanya ada dua, anda yang memimpin nafsu anda sendiri atau nafsu yang akan memimpin keseluruhan diri anda?.
Apabila sudah diperbudak oleh nafs, maka tidak ada yang bisa membebaskan diri kita dari perbudakan kita selain diri kita sendiri. Keberhasilah hidup yang kita sedang menjalaninya dan sedang kita tuju tergantung kepada seberapa besar kita kemampuan kita didalam mengendalikan nafsu, yaitu kemammpuan kita dalam mengoordinasikan niat, pikiran, dan tindakan kita agar nafsu yang telah dianugrahkan oleh Allah dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Ini adalah sebuah kepemimpinan kita terhadap diri sendiri kita sendiri, self leadership ini sangat ditegaskan oleh Rasullah saw, Beliau Bersabda, “setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan di minta pertanggung jawabanya tentang kepemimpinannya”, (HR.Bukhori). So.. ini berarti bahwa pada hakikatnya setiap manusia adalah pemimpin, pemimpin bagi dirinya sendiri. Jika semua orang dalam sebuah organisasi punya rasa kesadaran seperti ini, maka organisasi itu akan berhasil mencapai tujuan-tujuan karena setiap anggota dari organisasi tersebut sadar tentang hakikat kepemimpinan sebenarnya. Sebuah keberhasilan yang pasti akan dicapai meskipun tanpa diawasi secara ketat oleh para pemimpin stukturalnya.
Self leadership merupakan dasar dari segala bentuk kepemimpinan. Self leadership yang berarti pula self discipline (menegakan disiplin atas diri sendiri) merupakan aktivitas yang paling berat karena berkaitan dengan diri sendiri dan tidak melibatkan orang lain, lain halnya dengan kepemimpinan organisasi tau team, dimana kita akan mendapat koreksi dari orang lain jika berbuat salah.
Disamping itu, dalam meimpin diri sendiri kita sering sekali melakukan “self excuse” (memaafkan diri sendiri) kalau berbuat salah dan jarang melakukan “self punisment” (menghukum diri sendiri). Ketika kita memimpin orang lain, kita akan lebih mudah memberikan sanksi kepada bawahan kita, atau jika anda seorang guru anda akan mudah memberikan sanksi atau hukuman dikarenakan kesalahan mereka, tapi ketika anda sendiri melakukan sebuah kesalahan, anda lupa untuk memberikan hukuman kepada diri anda sendiri. Contoh kecil, ketika anda melakukan maksiat kepada Allah dengan mengumbar pandangan kepada sesuatu yang hawa nafsu menyukainya, maka anda harus memberikan hukuman yang setimpal kepada diri anda, contoh dengan mewajibkan diri untuk membaca Al-Qur’an dua juz. Ini hal yang sangat penting agar anda belajar untuk hidup dengan sebuah prinsip yang benar.
Ada sebuah perkataan yang menarik dari Jagdish parikh sala seorang alumni Harvard business shcool dan penulis buku managing your self (1991) dia berkata begini “ jika anda tidak dapat memimpin diri sendiri anda dengan baik, maka orang lain akan melakukanya,”, jika seseorang tidak mampu memimpin dirinya dengan baik, maka ia akan dapat memimpin orang lain dengan efektif.
Marialah wahai kawan kita belajar terus menerus untuk senantisa meningkatkan kualitas diri dan potensi kita ke arah pekembangan yang lebih baik dari sebelumnya. tentu, kita tidak ingin dalam hidup yang sebentar ini, kita tidak memberikan mampaat kepada manusia lain, atau tidak memberi mampaaat sedikitpun untuk diri kita sendiri. Hanya ada dua pilihan, Kita jadi penggerak sejarah, atau sebagai korban dari sejarah. Wallahu a’lam bishowwab.
.
“Manusia yang beruntung adalah mereka yang hari ini lebih baik dari kemarin, manusia yang rugi adalah mereka yang hari ini sama dengan kemarin, dan manusia yang bangkrut adalah mereka yang hari ini lebih buruk dari kemarin”

Karakteristik Kepemimpinan Politik Islam

Kepemimpinan politik islam adalah kepemimpinan yang unik. Islam sebagai sebuah worldview mampu menggabungkan kepemimpinan yang bersifat horizontal dengan kepemimpinan yang bersifat vertikal, atau istilah lain kepemimpinan yang mengagabungkan kepemimpinan dunia dengan kepemimpinan akhirat.sebagaimana yang dikatakan Imam Al-Gojali, bahwa islam dan negara adalah ibarat dua saudara kembar.islam adalah aqidah spritual dan aqidah siyasah/politk.

Berlainan dengan worldview lain di dunia ini yang hanya mampu memenuhi satu unsur, dunia saja atau akhirat saja. Agama-agama selain islam hanya mengatur hubungan antara individu dengan tuhannya, tidak mengatur hubungan sosial secara sempurna di masyarakat yang tertuang dalam aturan politik, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain.

Idiologi sekuler maupun komunis justru menafikan tuhan dalam ranah politik, atau tidak memberi tuhan kesempatan untuk mengatur kehidupan. Dengan demikian, hanya islam yang memiliki sebuah konsep kepemimipinan politik menuju kebahagiaan akhirat dengan tidak mengesampingkan kepemimipinan dunia untuk mencapai sebuah kemaslahatan hidup manusia. Baik kemaslahatan itu untuk muslim atau pun non muslim, sebagaimana ketika terwujud sebuah negara islam di madinah yang dipinpin oleh nabi Muhamad langsung sebagai pemimpin agama, sekaligus pemimipin kepala negara.
Secara ringkas, karakteristik kepemimpinan politik islam dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kemepimpinan Islam Ditegakan Untuk Menerapakan Hukum Allah.
Tidak seperti kepemimipinan di dalam sisitem demokrasi yang dimana kepemimpinan tegak untuk menerapkan kehendak rakyat, yang populer dengan istilah “dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat ”, kepemimimpinan islam ditegakan untuk menjalankan kehendak-kehendak Allah yang tertuang dalam syariatnya secara kaffah, Allah berfirman :

“Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir”.(QS. Al-Maidah : 44) “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasiq”.(QS. Al-Maidah : 47) “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang dholim”.(QS. Al-Maidah : 45)

Dalam demokrasi, aturan dibuat berdasarkan kehendak dan kesepakatan rakyat melalui wakil-wakil mereka di parlemen. Kedaulatan dan kekuasaan dalam demokrasi adalah milik rakyat. Suara rakyat adalah suara tuhan.

Adapun dalam islam, kekuasaan memang milik rakyat yang akan mempercayakan kepada siapakah tonggak kepemimpinan itu diberikan kepada salaseorang diantara mereka untuk menjadi pemimipin. Tetapi kedaulatan dalam islam hanya milik Allah swt, apa-apa yang digariskan oleh-NYA maka konsensus manusia tidak dapat membatalkannya, manusia berhaq berkonsensus terhadap apa-apa yang tidak Allah atur di dalam syariatnya.
Allah berfirman : “sesungguhnya haq membuat hukum adalah hanya milik Allah swt” (QS,Yusuf : 40).

Oleh karena itu, pemimpin diangkat dan dibai’at oleh rakyat untuk menerapkan hukum-hukum Allah tersebut. Tidak ada sebuah batasan yang jelas. Karena itu hal ini merupakan indikasi bahwa hukum Allah itu harus di jalankan dalam perbagai hal dan seleuruh aspek kehidupan. Tanpa seorang penguasa yang menjalankan hukum Allah. Banyak aturan islam yang akan “tersingkirkan” jika tidak ada pemimpin yang menerapakannya dalam level politik atau kekuasaan negara.

2. Kepemimpinan islam adalah kepemimpinan tunggal
Dalam khazanah politik islam tidak dikenal adanya pembagian kekuasaan. Kekuasaan berada ditangan khalifah mutlaq. Seluruh kaum muslimin wajib taat dan menyerahkan loyalitasnya hanya kepada seorang pemimpin saja, yaitu imam yang telah dibai’at secara sah. Rasullulah bersabda :

“siapakah yang telah membai’at seorang imam/kholifah, lalu ia memberikan uluran tangan dan buah hatinya, hendaknya ia mentaatinya jika ia mampu. Apabila ada orang lain hendak merebutnya (kekuasaan itu) maka penggallah leher orang itu”.(HR.Muslim)

“apabila dibai’at dua orang kholifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya” (HR.Muslim).

“siapakah saja yang datang kepadamu sekalian, sedangkan urusan kalian berada di tangan seorang kholifah, kemudian ia ingin memecah belah kesatuan jamaah kalian, maka bunhlah dia. (HR>Muslim).

Dengan keterangan diatas maka jelaslah bahwa kepemimpinan dalam islam bersifat tunggal, tidak ada pembagian kekuasaan (separation of power) di dalam islam, sebagaimana konsep trias politika dalam pemerintahan demokrasi. Tanggung jawab kepengurusan masyrakat ada di pundak imam/ kholifah yang sah, yang ada adalah pendelegasian tugas oleh kholifah kepada pihak-pihak tertentu untuk membantu tanggung jawabnya dalam memimpin negara,seperti adanya para mu’awin, wali, dan amil, dll.

3. Kepemimpinan islam bersifat universal

Kepemimpinan islam tidaklah bersifat lokal atau regional, melainkan, ruang lingkupnya internasional atau universal. Dengan adanya seruan dakwah dan jihad yang menjadi asas politik luar negri negara islam, maka sanagat memungkinkan batas wilayah negara islam akan selalu melebar sehingga bisa mencakup seluruh dunia. Allah swt berfirman : “dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada uamat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pembawa berita peringatan, tetapi kebanayakan manusia tidak mengetahuinya”. (QS. Saba : 28)
Rasullulah saw bersabda “Aku diutus untuk bangsa yang berkulit merah hingga berkulit hitam”. (HR.Imam Ahmad).

Maka tidak mengherankan, apabila para pengemban dakwah bisa mencakup seluruh dunia, sebagaimana sampainya risalah islam ke negri indonesia melalui para pengemban dakwah islam yang dikirm kholifah melalui amilnya. Untuk mewujudkan Al-lislam yang menjadi rahmatan lil a’lamin dengan menyeru manusia kepada islam atau minimalnya bergabung menjadi warga negara islam, karena negara islam mengakui warga negara non muslim (ahlu dzimah) dalam wilayahnya dengan jaminan terjaganaya darah, harta dan kehormatan mereka.

Mudah-mudahan tulisan ini bisa menambah khazanah pemikiran politik kita, dan bisa menjadi study comparatif untuk mengimbangi konsep-konsep pemikiran politik sekuler dan liberal yang tidak terasa sudah mencekoki para generasi muda, bahkan generasi muda yang mempunyai label “mahasiswa islam”. Sehingga mereka lebih bangga terhadap teori-teori dan konsep-konsep pemikiran yang datangnya dari barat tanpa melakukan “rekontruksi konsep” dan menelan bulat-bulat apa-apa yang datang dari barat (take for granted) tanpa tindakan yang kritis.wallahu a’lab bishowwab.. (to be continiued)

REKONTRUKSI JIWA UNTUK SEBUAH PERUBAHAN

Di alam ini, segala hal berubah dan tidak ada yang tidak berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Pada masa kita sekarang, perubahan berjalan sangat cepat, bahkan dashat dan dramatis. Kita semua, tidak bisa tidak, berjalan bersama atau seirirng dengan perubahan itu. Tidak berlebihan bila Alan Destshman pernah menulis buku untuk mengingatkan kita semua dengan judul agak ektrem, “change or die “ ( berubah atau mati).
Perubahan pada haqiqiatnya adalah ketetapan Allah (sunnatullah) yang berlangsung konstan, tidak pernah berubah, serta tidak bisa dilawan sebagai bukti dari wujud dan kuasanya.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali-Imran : 190-191).
Namun perubahan yang dikehendaki, yaitu perubahan menuju kemajuan, tidak datang dari langit (given) atau datang secara Cuma-Cuma (taken for granted). Perubahan diri menjadi lebih baik tidak akan terwujud hanya denga sebuah retorika yang membius para manusia.
Perubahan harus dimulai dari diri kita, dengan melakukan sebuah tindakan nyata ke arah metamorfosis diri menjadi lebih baik dengan sebuah tekad aku berubah karena Allah, Aku harus meningkatkan diri dari hari kehari karena aku adalah pemimpin bagi diriku sendiri “I’AM LEADER”, AKU ADALAH KHOLIFAH di muka bumi ini. So kita harus tanamkan dalam jiwa bahwa “Allah swt tidak akan mengubah suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri mengubah dirir mereka sendiri”, (QS. Ar-Rad : 13).
Untuk mencapai kemajuan, setiap harus merencanakan perubahan, dan perubahan itu harus datang dan mulai dari diri sendiri sendiri. Perubahan sejatinya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi merupakan revolusi kesadaran yang lahir dari dalam (inheren awarenees). Itu sebabnya, kepada orang yang bertanya soal hijrah dan jihad, nabi berpesan. “ ibda binafsih, faghzuha” (mulailah dari dirimu sendiri, lalu berperanglah.!). (HR al-Thayalisi dari abdulah ibnu umar).
Perubahan dari dalam dan dari diri sendiri, seperti diharapkan nabi SAW dalam riwayat diatas, merupakan pangkal segala perubahan dan sekaligus merupakan kepemimpinan dalam arti yang sebenarnya. Hakikat kepemimpinan adalah kepemimpinanan atas diri sendiri. Dikatakan demikian, karena seorang tidak mungkin memimpin dan mengubah orang lain, bila ia tak sanggup memimpin dan mengubah dirinya sendiri sebagaimana ahli hikmah mengatakan : “lead your self before lead another”.
Perubahan dalam diri manusia dimulai dari perubahan cara pandang atau perubahan paradigma pikir (mindset). Sebagai mana Marcus Aurelius mengatakan “ the happiness of your life depends upon the quality of your thoughts” (kebahagiaan hidup anda bergantung pada kualitas pikiran-pikiran anda).
Manusia tidak mungkin mengubah hidupnnya, bila mana ia tidak mampu mengubah paradigma pikirnya, karena itu kita disuruh mengubah pikiran kita agar dapat mengubah hidup kita . sebagaimana perkataan seorang aktivis “constanly through thought you are creating your inner conditions and helping to create the conditions around you. So keep your thoughts on the positive side, think about the best that could happen, think about good things you want to happen. (melalui pikiran anda menciptakan kondisi-kondisi dalam anda yang membantu menciptakan kondisi-kondisi sekitar anda. Jadi tetaplah terus menempatkan pikiran-pikiran anda disisi positif, pikirkanlah hal terbaik yang bisa terjadi, pikirkan hal-hal baik yang anda inginkan terjadi. -Peace Pilgrim-)
Selanjutnya, perubahan paradigma harus disertai dengan perubahan dalam pengusahaan ilmu dan keterampilan. Perubahan yang satu ini memerlukan pembelajaran dan pembiasaan (learning habits) yang perlu terus diasah, bertindaklah untuk membentuk kebiasaan dan selanjutnya kebiasaan yang akan membentuk anda.
Sebuah pepatah menarik mengatakan “ taburkanlah ide maka petiklah perbuatan, taburkanlah perbuatan maka petiklah sebuah kebiasaan, taburkanlah kebiasaan maka petiklah sebuah karakter”, orang yang berhasil adalah orang yang memiliki kebiasaan kebiasaan yang yang positif di dalam kehidupannya.
Rasululoh sang revolusiner sejati yang mampu mengubah mindset-mindset orang qurais yang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang jelek, membunuh anak-anak wanita, minum khamar, mengdiskriditkan kaum hawa. Dan kebiasaan-kebiasaan yang jelek lainnya, beliau mengubah kaum tersebut menjadi manusia yang mempunyai peradaban yang tinggi, tujuan hidup mereka bukan lagi berpoya-poya dengan segala asesoris dunia tapi kini tujuan hidup mereka begitu tinggi. yaitu hidup untuk mengabdi kepada Allah.
Kesadaran tertniggi bahwa hidup kita harus diniat kan untuk Allah, mempunyai paradigma hidup bahwa sesuatu perbuatan tidak akan begitu bermampaat apabila bukan di tujukan kepada Allah, kesadaran tersebut akan membawa kita pada hidup yang berkualitas insallah, karena manusia yang menyandarkan diri bahwa hidup dan kehidupannya harus diniatkan kearena Allah akan memilki semangat yang berkobar yang di balut dengan ketenangan jiwa yang tiada tara. Mampu mengarungi samudra hidup dan kehidupan dengan begitu mantap, tidak ada yang ditakuti kecuali Allah,
Sahabat Rasulullah adalah contoh pribadi-pribadi yang unggul. Berkualitas dalam gagasan, berkualitas dalam perkataan, dan tentunya berkualitas dalam perbuataan mereka, subhanallah. Mari kita memompa diri kita untuk lebih baik dan lebih baik dari hari ke hari sebagimana para sahabat Rasulullah yang selalu merefress jiwa mereka agar selalu ada dalam semangat untuk memberikan yang terbaik untuk kehidupan.
Akhirnya, perubahan diri itu, menurut perfectif Imam al-Ghozali, membutuhkan tindakan nyata. Ilmu hanya menjadi kekuatan jika ia benar-benar dikelola menjadi program dan tindakan nyata yang mendatangkan kebaikan bagi orang lain. Pada tahap ini, tindakan menjadi faktor pamungkas dan menjadi satu kekuatan yang akan bisa mengubah cita-cita menjadi ralita, karena beribu-ribu konsep tidak akan merubah dunia atau diri sekalipun bila tidak ada tindakan untuk mengaflikasikanya dalam sebuah tindakan. Satu langkah tindakan lebih berarti dari pada seribu konsep, dan berfikir sebelum bertindak itu lebih baik dari pada bertindak tanpa pertimbangakan. Wallahu a’lam bishowab.
“Yuuu……ah menjadikan diri lebih baik dan lebih bermampaat, semanngaaaaaaaaaaat…!!!”

Bertaqo’rub kepada SANG KHOLIK dengan semangkok Mie Ayam

Selesai sholat magrib ku rasakan malam ini begitu sunyi hanya di temani sesekali dengan teriakan teriakan khas dari suara kendaraan, mungkin karena hujan dari sore tadi, walau gk geudeu Cuma rintik-rintik kecil az. Jadi mungkin para manusia agak males keluar rumah.
Beberapat saat, sekonyong-konyong terdengar kala itu suara yang tidak asing lagi ditelinga ku...?? beurekbeuk...beureukbeuk..., oh aku lupa dari sore aku telah mendholimi perutku hingga mereka berdemo dengan suara lantang, layaknya mahasisiwa thawalib yang berdemo mengkrtitik aparat pemerintah karena dirasa telah mendholimi wong cilik. (kwkwkw..)
Aku pun berinisiatif berangkat menerobos hujan yang rintik-rintik itu dengan semangat 45 ...he, tuk pergi ke sebuah kedai sederhana yang terpang-pang disana tulisan “MIE AYAM 4000”. Sebuah kedai yang ku gemari karena kedai ini satu idiologi loh dengan idiologi mahasisiwa. Mie ayam Cuma 4000 an itu lah yang aku suka ha..ha...(bisa nabung duit deh !!,untuk beli buku yang best seller),
Tiada terasa Sang langit pun sudah berhenti dari tangisannya. Bumipun perlahan lahan mengringkan badanya. Dan aku pun telah siap menyantap MIE AYAM paporitku, (rasanya mantap, harganya mantap, tapi sayang penjualnya gk mantap coz seorang bapak-bapak ....he..astagfirullah ;-) ).
Entah mengapa ?? Sebelum makan ku teringat denga sebuah buku yang memberikan sebuah nasihat bahwa “HIDUP AKAN LEBIH NIKMAT DENGAN SEBUAH RASA SUKUR” aku pun berdoa dengan khidmat sebagai tanda rasa sukurku pada sang kholik, bila ku ingat pemulung aqua bekas yang baru saja menghampiri kedai tersebut, mereka bisa makan setelah berkeliling dulu memungut aqua-aqua bekas. Yang kadang mereka berhujan-hujanan mencari rongsokan bekas untuk dijual demi membungkam rasa lapar dirinya atau pun anak-istrinya.
setelah ku menjiwai penderitaan mereka aku merasakan kepuasan jiwa, dan rasa bersyukur kepada Allah ternyata aku masih lebih beruntung dibandingkan mereka. Yang bisa punya duit tanpa berhujan-hujanan. Sungguh benar apa yang dinasihatkan Rasullulah “lihatlah yang dibawah kalian dan jangan melaihat yang di atas kalian dalam urusan dunia , agar kalaian merasa lapang dan dapat bersyukur atas nikmat Allah”.
Akhirnya, Helai demi helai mie itu aku seruput dengan penuh kenikmatan (mmm.....wenaaaak !!,tenaaaang), ditambah minyak ayamnya yang begitu menggoda jiwa hingga tidak terasa mie ayam sudah abiz ku lahap tak bersisa, kecuali mangkoknya aza yang aku tidak makan (he..he...).
Akhirnya, Doapun meloncat indah dari bibirku “alahamdulilah hiladzi at’amana wasaqona waj a’lana minal muslimien”. Sungguh nikmat mie ayam ini di tambah rasa syukur yang bermekaran di pekarangan jiwa. Menambah hidup lebih semangat dan begitu terasa ternyata Allah selalu memberikan kasih sayang nya setiap saat bagi seluruh manusia. Tapi kadang kita tidak menyadari kasih sayang Allah kepada kita karena begitu sibuknya kita memburu dunia dengan penuh ketamakan.
banyak sekali nikmat Allah yang jarang atau bahkan kita tidak pernah mensukurinya, nikmat Allah akan terasa begitu berharga ketika nikmat itu Dia cabut dari sisi kita. dan setelah itu kita akan merasakan bahwa hal itu adalah sebuah nikmat yang besar yang kita anggap sepele tiada arti. Disanalah jiwa akan merasa kehilangan dan akhirnya hanya sebuah penyesalan, mengapa diri ini tidak mempergunakan nikmat itu sebaik-baiknya......

MENGEKPLORASI FRAME WORK TAFSIR AL-QUR'AN (2)

kita lanjutin pembahasaan yang terpotong pada edisi kemarin, tentang pengekplorasiaan framework tafsir Al-Qur’an, mudah-mudahan ello ketagihaan untuk membaca lanjutan dari tulisan kemarin. Pada edisi sekarang kita akan mengekplorasi bagaimana metode dan tren tafsir al-Qur’an. Elo mesti tahu bahwa banyak didapati ragam pendekatan ulama-ulama tafsir dalam menafsirkan ayat-ayat Al - Qur’an.
Tafsir al-Qur’an memiliki beberapa metode dan tren dalam interpretasinya, diantaranya sebagai berikut :
1. Tren linguistik
Tren ini patut elo tahu di pandang sebagai tren terlama dalam penafsiran al-Qur’an. Secara simplenya broww…tern ini terbagi dalam tiga katagori yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainya gak bisa kite pisah-pisahin. Ketiga katagori tersebut adalah :
a) Tren Kosa Kata Bahasa
Dalam al-qur’an terdapat banyak kata-kata asing yang tidak diketahui maknanya (ghorib). Bahkan diantara sahabat Rasullullah juga ada yang tidak paham arti beberapa kata dalam al-Qur’an, meskipun mereka adalah bangsa Quraisy arab.
Gw kasih sample kitab –kitab tafsir yang memfokuskan pada aspek kosa kata al-qur’an, walaupun gw belom pernah melihat wujudnya, tapi minimalnya tahu gtu…., seperti yang ditulis oleh muhammad ibn as-saib al-kalbi al-kufi (w.146 H), Abu ubaidah al-qosim ibn salam (w 222 H) .
b) Tren ilmu nahwu dan kaidah I’rab.
Para mufasir yang yang memfokuskan perhatiannya terhadap gramatika al-qur’an cendrung menjelaskan al-qur’an dengan menggunakan tren ini . kedudukan ilmu nahwu sangat penting dalam memahami ayat-ayat al-qur’an. Diantara kitab tafsir yang termashur dalam metode ini adalah: ma’anil qur’an yang ditulis oleh ulama nahwu Abu jakariyya yahya ibn jiyad al fara ‘ ad-Daylami (W 207 H), kitab at-Tibyan fil I’rabil qur’an oleh Abu l-baqa al-Akhbari (W.616 H ).
c) Tren ilmu balagah dan bayan
Pada tren ini , karya-karya tafsir memfokuskan dirinya pada keindahan bahasa dan sastra arab. Diantara kitab tafsir yang ditulis dalam tren ini adalah : al-kashaf an’ haqoiq at-tanjil oleh jamaksari, fi dzilali al-qur’an oleh sayyid Qutb ( w 19966 M ).



2. Tren Tafsir Bil Ma’tsur
Corak penafsiran ini adalah corak yang sangat fundamental dalam menafsirkan al-Qur’an tren ini setidaknya meliputi hal-hal sebagai berikut :
a) Menafsirkan suatu ayat dengan ayat lainnya yang nampak lebih lebih detail perinciaanya. Diantara contohnya adalah penjelasan nabi tentang ayat “maliki yaumiddien “ dalam surat al-Fatihah, ayat ini ditafsirkan dengan QS, al-infitor 18-19 (“tahukah kamu apakah hari pembalasan (yauma idien) itu?, yaitu hari ketika sesorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolomg orang lain, dan segala urusannya pada hari itu diserahkan kepada Allah ) dan masih bnyak lagi broow contoh-contohnya didalam Al-qur’an.
b) Menafsirkan ayat dengan hadist nabi yang menjelaskannya, seperti dalam surat al-baqarah : 187 “al khoeth al abyad wal khoetih aswad” Rasullaah menjelaskannya bahwa maksud ayat tersebut adalah terangnya siang dan gelapnya malam.
c) Menafsirkan ayat dengan perkataan sahabat dan ulama besar dari kalangan tabiin yang berkaitan dengan penjelasan ayat, asbabul nujul, dan kepada siapa ayat itu diturunkan.
3. Tren Tafsir Bi Ro’yi (Ijtihad)
Syekh al-bagdadi menjelaakan tentang metode tren tafsir ini “tren ini lajim disebut dengan ijtihad dalam menafsirkan Al-Qur’an, dalam hal ini para ulama ahli tafsir yang bersangkutan memang mengenal bahasa arab, lafad-lafad yang mereka temukan dalam puisi dan prosa zaman pra islam dan mengenal adat istiadat arab serta cara mereka berdialog” . Selain itu mereka berpegang pada berita–berita yang dipandang benar mengenai sebab-sebab turunnya ayat-ayat al-Qur’an dan asbabul nujulnya, berdasarkan sarana-sarana pembantu seperti itu mereka menafsirkan Al-qur’an menurut pengertian yang diperoleh dari hasil ijtihadnya masing-masing.
Yang secara simplenya brow, kita bisa ambil kesimpulan inti bahwa tafsir bil ro’yi adalah : memahami kalimat-kalimat al-Qur’an dengan jalan memahami maknanya yang ditunjukan oleh pengetahuan bahasa arab dan peristiwa yang dicatat oleh para ahli tafsir, bukan hanya berpendapat semaunya sendiri dengan mengandalkan akal murni azza.

4. Tren tafsir ilmiah

Diantara kemukjizatan al-Qur’an adalah banyaknya aspek ilmu pengetahuan, yang terkandung didalamnya. Diantara ayat tersebut ada yang berkaitan dengan alam semesta, janin manusia, anatomi tubuh, falak (astronomi) dan sebagainuya. Beberapa pembahasan tentang aspek ilmiah ini dalam al-Qur’an banyak beredar, seprti tafsir al-ilmi lil ayatil kauniyyah ditulis oleh Hanafi ahmad, Min isharah al-Ulum fil al-Qur’an al-Karim ditulis oleh Abdul Aziz sayyid al-ahl.

Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi pemacu untuk para mahasiswa PUBLISISTIK THAWALIB lebih mengelorakan semangat (giroh) dalam mengekplorasi ilmu-ilmu, terutama ilmu-ilmu yang berkaitan dengan shaqofah (wawasan) ke agamaan kita yaitu ilmu al-Islam. Masih banyak ilmu-ilmu yang masih belum terjamah oleh kita, yang menunggu kita untuk kita ekplorasi, semakin kita mengetahui sesuatu hal, kita akan semakin menyadari bahwa diri kita tidak tahu apa-apa. . wallahu a’lam bishowwab.

MENGELOLA WAKTU

“ demi sang waktu sesungguhnya manusia berada dalam kerugian kecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran “ ( Qs. Al-Ashr : 1-3)
Open up your mind.........!!!!
Betapa pentingnya sang waktu sehingga Allah sendiri yang mendeklarasikanya ??tentu saja..!!banyak orang menganggap waktu sebagai sesuatu yang berlalu saja tiada arti. Manusia kebanyakan easy going dengan waktu. Padahal, waktu itu merupakan anugrah besar. Tapi kenapa kemudian dilalaikan saja!!
Ada batasan waktu ?? ataukah waktu hanya pembatasan yang dibuat oleh manusia belaka. Manusia membuat pembagian waktu m enjadi 24 jam sehari dan semalam. Bagaimana dengan dibulan?? Atau di planet mars ?atau di planet yang yang lain?, apakah juga 24 jam ??
Menyaksikan gerak sang waktu adalah mirip ungkapan kahlil gibran. “ engkau ingin mengukur sang waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur. Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalan jiwamu menurut jam dan musim.......namun keabadian dialam dirimu adalah kesadaraan akan kehidupan nan abadi...............”
Waktu sebagai sesuatu yang tak terukur hanya bisa dimaknai kalau kita bisa membangun kesadaraan diri akan adanya sesuatu yang abadi. Kita sadar bahwa kehidupan tidak berakhir dengan kematian raga saat dipeluk bumi, tapi justru setelah raga dipeluk sang bumi itulah kehidupan sesungguhnya akan di mulai ( the great life) ; kehidupan akhirat.
Orang beriman disadarkan oleh Al-Qur’an bahwa sesungguhnya kehidupan akhirat ( al-akhirah) itu harus lebih diutamakan dari kehidupan dunia (al-Ulaa). Why............??? coz sebenarnya dunia tidak lebih sebuah kemayaan bukan realitas. So..., barang siapa tidak memahami kenyataan ini dan bahkan menjadikan dunia sebagai segala-galanya, maka ia akan sangat merugi.
Stephen R.Covey menekankan pentingnya pengaturan waktu dalam mencapai kesuksesan dalam bukunya 7 habbits, pengaturan waktu (schedule time) adalah awal dari sebuah pencerahan menuju kehidupan yang lebih hidup (the life not only for life).
Banyak sekali pekerjaan yang harus kita kerjakan dan selesaikan, semua pekerjaan adalah penting.so...kita kemudian menjadwal semua pekerjaan itu dalam sebuah daftar urutan, lalu kita membuat check list mana-mana pekerjaan yang harus diletakan dalam skala prioritas.
Namun uniknya , meski banyak penyadaran dan peringatan (admonishing) bahwa waktu begitu penting, tapi pada kenyataanya bahwa orang tetap easy going. Rasululaah saw juga jauh-jauh mengingatkan bahwa dua nikmat Allah swt yang sering dilalaikan adalah waktu dan kesehatan!!.
Makanya, setelah kita tahu bahwa waktu itu menjadi masalah penting ( important problem) , dan bahkan Allah swt dan rasulnya berpesan langsung kepada orang yang beriman, lalu apakah kita akan melalaikannya..??, membuangnya “kebelakang punggung” tanpa dilirik-lirik lagi, atau dalam pepatah sunda, terkenal dengan istilah “ abus tina ceuli katuhu kaluar tina ceuli ke’nca”. Tentu saja tidak kan ...!!
Mengelola waktu dan memampaatkan waktu untuk membangun kesadaran diri, hidup dalam kesadaraan tinggi (life in hight awarenees), membangun kampus kita tercinta dari dalam (intern building) maupun dari luar (extern building) dengan melakukan sesuatu yang kita bisa lakukan, bukan hanya sebatas retorika dan berkonsep ria belaka tanpa ada wujud nyata. apalagi sekarang ada RUMAH JURNALIS, komunitas cendikiyawan thawalib (KCB),dan gerakan –gerakan yang lain, mudah-mudahan ini menjadi sebuah titik pencerahan (point of enlightenment) untuk menuju thawalib yang lebih baik, kampusnya sederhana tapi gaung dari mahasiswanya begitu menggelegar ke seantero jakarta.

“ hal-hal yang paling penting tidak pernah boleh berada di bawah kekuasaan hal-hal yang paling tidak penting” (goethe)

KRITIS TEHADAP DIRI SENDIRI

Terkandang kita terlalu pandai untuk mengkritisi seseorang, mencari kesalahan orang lain, tapi kita tidak terlalu pandai untuk mengkritisi diri sendiri, bagaikan sebuah pepatah gajah di ujung lautan kelihatan tapi semut di pelupuk mata tidak kelihatan, kritis terhadap diri sendiri adalah hal sangat penting bagi yang memnginginkan sebuah perubahan, coz kritis tehadap diri merupakan (self critics) merupakan titik awal bagi sebuah perubahan.
Dr.D.J.Schwartz dalam bukunya the magic of thingking big (dalam edisi indonesia berjudul berfikir dan berjiwa besar) memberikan sebuah konsep pencerahan untuk pengembangan kepribadian (self development). Kritis terhadap diri adalah konstruktip, bisa membangun kekuatan pribadi dan efisiensi yang diperlukan untuk mencapai sukses, menyalahkan orang lain adalah destruktip. Kita tidak akan mendapatkan apa-apa dengan membuktikan bahwa seseorang itu salah.
Jadilah orang yang suka mengkitik diri sendiri secara konstuktip, seorang propesional adalan mereka yang mencari dan menemukan kesalahan diri dan membetulkanya untuk melangkah di masa yang akan datang, ( to future repairing), sebagaimana pepatah sunda mengatakan bahwa “orang yang gagal itu bukan orang yang banyak melakukan kesalahan, tapi orang gagal itu orang yang tidak bisa mengambil pelajaran (ibroh) dari kesalahan-kesalahanya.
Elbert Hubbrard mengatakan “ orang yang gagal itu bukan orang yang melakukan kesalahan besar tapi, orang gagal itu orang yang tidak bisa belajar dari kesalahanya”. Sering kita menyalahkan orang lain terhadap kegagalan kita, atau yang lebih tragis sampai berani menghujat takdir Allah,

Lelaki sang penghuni surga

Setelah tiga malan berlalu, dan pertanyaan yang mengganjal dalam hatinya belum juga mendapat jawaban, maka Abdulah membereranikan diri bertanya kepada lelaki itu.”wahai saudaraku, sebenarnya tidak ada perselisihan antara saya dan ayah saya, itu alasanku saja, karena aku begitu penasaran setelah mendengar Rasullah saw berkata tentang dirimu,”
Oya..,,apa yang Rasululaah saw katakan?? Kini laki-laki itu balik bertanya. “aku takut Rasullah saw berkata tentang kekurangan saya yang ada pada diri saya,” (laki-laki itu berkata dengan muka yang murung).maka Abdulah menjawab, “bergembiralah wahai saudaraku. Rasullulah saw telah memberikan berita yang sungguh indah, yang mampu membuat siapa saja tersungkur dari pelana kudanya, tapi engkau harus berjanji kepadaku akan mengatakan sejujurnya apa yang akan saya tanyakan??”.maka laki-laki itu menyahut, “ okelah kalo begitu saya berjanji”.
Rasululaah saw pernah berkata kepada kami Ketika kami duduk di mesjid menunggu waktu shalaot, “sebentar lagi akan datang ke mesjid ini seorang laki-laki penghuni surga” maka tidak lama setelah itu masuklah dirimu, Rasululaah bahkan mengulang perkataanya sampai tiga kali beturut-turut di hari berikutnya, dan tidak lama setelah itu muncul dirimu didepan kami yang kelihatan masih basah bekas wudhumu di pipi dan jenggotmu, sang itu lelaki itupun menangis, tidak tahan untuk menahan air matanya, yang langsung mengalir begitu saja bagaikan air hujan yang terus mengalir membanjiri bumi, sehingga air matanya menitik-nitik deras dari janggutnya, dia pun bersujud syukur, dan berkali-kali mengucapkan takbir mengagungkan kebesaran Allah swt, karena luapan kebahagiaannya tidak bisa lagi dibendung lagi.
Setelah laki-laki itu meluapakan kebahagiaannya dengan sebuah tangisan dan ucapan takbirnya mereda, maka Abdullah langsung terus bertanya kepada laki-laki itu, “sekarang jawab dengan jujur kepada ku, amal apakah yang telah engkau perbuat selama ini, hingga engkau di janjikan langsung oleh Rasululaah dengan sebuah surga.??”
“sungguh tidak ada amalan istemewa apapun selain yang engkau lihat setiap hari, hanya saja dalam hatiku tidak menyimpan sedikitpun rasa dendam kepada muslim lainnya, dan setiap hendak tidur, saya akan melepas seluruh beban yang membeban diriku, dengan memaafkan kesalahan-kesalahan orang kepadaku pada hari itu. Sehinga keesokan harinya saya tidak mengingat-ngingatnya lagi. Saya tidak iri ataupun dengki dengan kelebihan karunia yang Allah swt berikan kepada manusia yang lainnya. Saya merasa cukup dengan apa yang Allah berikan kepadaku.”
Abdullah pun tersenyum lebar, “inilah amalan yang yang menjadikan dirimu begitu tinggi dihadapan Allah. Sungguh ini adalah sesuatu yang teramat berat untuk kami lakukan,”
Setelah mengetahui rahasia di balik sang lelaki penghuni surga itu, maka Abdulaah pu pamit, Sungguh dia telah mendapatkan pelajaran yang teramat berharga dari lelaki itu.
Alangkah beratnya untuk bisa memaafkan kesalahan orang lain, Alangkah berat untuk bisa menghargai eksistensi orang lain, betapa egonya diri ini yang membenarkan bersemayamnya “dengki, dendam,” dalam hati, menjadikan mereka musuh yang harus diberantas dan dimusnahkkan, yang halal untuk dibuka aibnya dengan didepan khalayak umum, merasa puas jiwa ini dengan kesuksesan kita memperlihatkan boroknya, walaupun mereka itu memakai al-mamater yang sama, mempunyai keimanan yang sama kepada Allah swt,
Mari kita hilangkan prsangka negatif kita, melapangkan dada kita dalam menghadapi perbedaan, karena tidak ada manusia yang sempurna, mari kita bahu-membahu dalam membangun kebersamaan, kita punya tujuan yang sama yaitu menjadiakan “PUBLISISTIK THAWALIB” yang lebih baik, mari kita kedepankan persamaan framework kita, bukan memperuncing perbedaan diantara kita, mari kita berjalan bersama-sama, saling melengkapi, saling menasihati dalam kebenraan dan kesabaran dalam menapaki jalan kehidupam ini.

Bang Ruzmono Sang “Gentlemen The Founding Father “ PUBLISISTIK THAWALIB

Pada malam itu angin agak sedikit kencang hinggga membuat pohon kelapa didepan kampus bergerak-gerak kedinginan, sang langit terus meneteskan air matanya tak henti-henti, terlihat mahasisiwa hilir mudik memasuki kampus, terlihat ada sesuatu yang berbeda dari biasanya di campus publisistik thawalib, terlihat ada sekelompok Mahasiswa berpakaian k0mplit dengan al-mamater hijau kebanggaan mereka, terutama yang terlihat antusias sekali memasuki kampus seorang bapak-bapak yang berambut agak pendek, tersenyum dari kejauhan dengan senyuman yang khasnya sambil menjing-jing plastik besar yang sepertinya berat sekali. dia lah “bang ruzz” begitulah panggilan akrabnya. Beliau lebih tua dari kami semua, tapi dia sering berkata “ tampang boleh bapak-bapak tapi semangat tetep harus muda cing…..”.itulah kira-kira moto hidupnya, yang membuat kami terdorong itu lebih semangat dari beliau dengan semangat joeangnya (semangat 45 forerver).
Seorang sosok bapak yang selalu semangat memberi kontibusi ke kampus thawalib dengan sebuah tindakan yang nyata, bukan retorika ataupun berkonsep ria saja. Maka Kami pun menjuluki beliau dengan sebuah gelar “gentlemen the founding father” atau “sang bapak pembangunan thawalib”. karena atas jasannya , dan kerjasamanya antara mahasiswa yang baik menjadikan kami sebuah the good team work dalam mewujudkan setiam program yag kami cangkan, beliaulah yang sering memotipasi kami untuk membuat sesuatu acara untuk membuat publisistik thawalib lebih eksisis sehingga bisa memberi banyak kontibusi positif untuk masarakat.
Kegiatan-demi kegiatan kami lalui bersama dengan duka dan air mata, yang diakhiri dengan sebuah senyuman keabadiaan (permanence smile). Yang hidup dalam jiwa kami yang menunbuhkan kebanggaan,rasa syukur, dan kebersamaan yang mudah-mudahan abadi karena Allah swt, sepak terjannya diawali dengan membuat acara Qur’ban di tahun kemarin 2009, yang beliaulah ujung tombak pencari dana, (maklumlah canelnya dah luas brow…he), alhamdulilah kami mendapatkan lima ekor kambing untuk disembelih pada hari raya idhul Qur’ban, sungguh berkesan sebuah acara yang bisa menyatukan seluruh elemen mahasiswa dari tingkat atas sampai tingkat bawah, mungkin ini peristiwa langka bagi kami untuk bisa berkumpul ria dan bercanda ria tanpa rasa cangkung sedikitpun, semuanya “ngumpul together” antara paramahasiswa thawalib, semua berasatu dalam indahnya kebersamaan idhul adha.
Acara berikutnya yang kita selenggaraka, yaitu acara “pesantren ramadhan”, tetap yang menjadi unjung tombak pendanaan yaitu bang ruzz, sekitar 15 proposal yang kami buat untuk di edarkan ke seantero Jakarta, sebuah acara yang lumayan menyedot energi kami, karena kalau melihat latar belakang kami, kami tidak murni pull belajar sebagai mahasiswa yang memilik banyak waktu, kami manusia yang hidup di dua dunia, dunia kerja dan dunia kampus, tapi itu semua tidak menjadi alasan bagi kami untuk berhenti berjuang dan mengaktualisasikan konsep-konsep kami, walau diantara kami ada yang kelihatan sudah putus asa karena proposal tak kunjung mendatangkan uang, sedangkan bulan ramadhan sudah beberapa langkah lagi sampai kepada kami.
Pesantren ramadahan sebuah acara yang berkesan bagi kami, kami bisa meliahat jati diri yang sebenarnya dari setiap teman-teman kami, acara yang dipenuhi oleh luapan semangat yang menggelora, dan luapan emosi hingga menimbulkan beberapa gesekan diantara kami, acara tersebut melatih kami untuk lebih solid, lebih komunikatif, lebih transparansi dalam masalah keuangan untuk menghindari fitnah, dan mengajarkan kami untuk lebih menyatukan al-ukhuwah diantara semua mahasiswa thawalib, ”kalo memang tujuan sama mengapa kita harus berbeda-beda..???”mengapa kita harus mengedapkan ego masing-masing…??”simpanlah ego demi thawalib yang lebih baik, (mungkin ini bahan renungan untuk semuanya yang mengaku punya tujuan ingin menjadikan thawalib yang lebih baik).
acara pesantern ramdhanpun ditutup dengan sebuah kebahagiaan, kebangaan, dan rasa syukur karena acara sudah dilaksanakan dengan sukses, dan ditutup dengan buka bersama seluruh elemen mahasiswa dan sebagian dosen kami. dengan diselinggi candaria dan berfoto-foto ria untuk merefress fikiran kami kembali.
Pada malam tahun baruh Hijriyyah kemarin, Bang ruzz datang agak “tanginasan” (agak cepet) sambil menjing-jingan pelastik besar yang berisikan beberapa puluh mushaf Al-Qur’an, untuk dibagikan di acara “malaem tahun baruan islam” bersama anak-anak yatim, Akupun langsung menjingjing plastik yang besar yang warnanya hitam legam dari tangannya, ”jadi kita beraksi..??” sahutku, “jadi doooonk !!!!” sahut bang ruzz,. akupun langsung menimpal ucapanya “lets……go……hidup ini tidak akan berubah hanya dengan sebuah retorika ataupun berkonsep ria belaka, tapi hidup ini akan berubah dengan sebuah tindakan yang nyata”, dan kami berjalan agak cepat menyelusuri tingkat-demi tingkat dari bangunan kampus untuk sampai ke lantai tiga untuk mengikuti perkuliahan sebelum kami mengadakan acara tersebut,
malam itu langit terus menangis,dan sesekali terdengar raungannya yang menggelegar terdengar begitu menakutkan dari arah langit, yang membuat jantung kamipun berdebar dengan prekuensi yang begitu tinggi, dan seakan-akan pohon kelapa didepan kampus kami pun kelihatan ingin berlari, dan seolah ingin ikut berteduh bersama kami di kape’nya bude. mungkin sang langit tersentuh dengan semangat dan antusias kami untuk membagikan santunan sosial ke anak-anak yatim di mesjid AL-Islah (he….sok puitis), sebuah mesjid sederhana yang letaknya dibelakang kampus, tidak lama untuk menuju mesjid tersebut kira-kira 15 belas menitan dengan berjalan kaki.
Kamipun menerobos hujan yang lebat didampingi oleh dosen muda kami pak marzuki, yang di diikuti oleh laskar hijau dari mahasiswa(wieeeh kayak mujahiddin yg mo perang ke afganistan nieeh??), maka sampailah kami di mesjid Al-Islah yang di sambut dengan senyuman dari para tokoh masyrakat dan senyuman yang polos dari anak-anak yatim,
Acarapun di laksanakan, terlihat pak Marjuki memberi sambutan yang yang menggelorakan semangat para mustamiin, yang disusul dengan sambutan dari tokoh masyarakat, maka acara puncakpun tiba dengan memberi santunan sosial kepada para anak-anak yatim, dan acarapun ditutup dengan doa dan berfoto bersama.
“sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang paling banyak memberi mampaat kepada yang lainnya”

MENGAPA AQIDAH AHLU SUNNAH LEBIH UTAMA..??

Aqidah yang benar adalah pondasi agama. Segala sesuatu yang dibangun diatas selain pondasi ini akan hancur dan runtuh. So..., kita bisa melihat dan perhatian bagaimana Rasulullah meletakan dan menancapakan Aqidatul Islam ke dasar-dasar jiwa para sahabatnya sepanjang hayat beliau. A’la kuli hal yang demikian itu bertujuan untuk membangun generasi yang handal diatas pilar yang kuat dan dasar yang kokoh.
Coba antum pikir dengan radadikal..!! kalo aqidah/ketauhidan bukan hal yang fundamental dalam subtansi ajaran islam, mengapa kok ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah selama tiga belas tahun menerangkan tentang permasalahan yang sama dan lagi tidak berubah, yaitu masalah aqiadah/ketauhidan kepada Allh swt serta ibadah hanya kepadanya. Berangkat dari aqidah dan urgensinya, maka Rasulullah di Mekkah tidak menyeru, kecuali hanya kepadanya, dan senantiasa mendidik para sahabatanya diatas aqidah tersebut.
Urgensi study a’qidah/ketauhidan bertumpu pada urgensi penjelasan a’qidah yang benar dan murni, keharusan beramal dengan sungguh-sungguh dalam rangka mengembalikan manusia pada a’qidah tersebut (moslem worldview). Dan menyelamatkan mereka dari kesesatan-kesesatan firqoh (perbedaan-perbedaan kelompok), So....hendaknya permasalahan a’qidah menjadi skala prioritas yang utama bagi para mahasiswa dalam studinya sebelum mengekplorasi pembahasa-pembahasan yang lain.
Cobalah baca tulisan ini dengan interdisipliner/multiperspektif jangan memnyimpulkan dengan kaca mata kuda. Insan akademis pantang untuk mengkaji sesuatu secara apriori (menyalahkan sebelum mengetahui haqiqatnya). So....mari kita kaji keutamaan-keutamaan a’qidah ahlu sunnah yang amat tinggi nilainya dan keharusan berpegang teguh pedanya, diantara keutamaanya adalah :
Pertama : a’qidah ahlu sunnah adalah satu-satunya cara untuk mencegah berbagai perselisiahan, dan menyatukan seluruh muslim dalam framework yang sama. Dan a’qidah ini adalah a’qidah yang dipegang para sahabat dalam kehidupanya, dan Rasullah sendiripun menjelaskan bahwa sebaik-baiknya kaum adalah para sahabat kemudian tabiin dan tabiut tabiin, So..why?? kita pilih jalan yang lain. Allah berfiran :“dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenarann baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang mukmin, kami biar ia lelusa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukan ia ke dalam jahanam, jahanam itu seburuk-buruknya tempat kembali”. (QS.An-Nisa ;115)
Kedua : aqidah ahlu sunnah menyatukan dan menguatkan barisan kaum muslimin, serta memperkokoh persatuan mereka diatas kebenaran, karena a’qidah tersebut sebagai manifestasi dari firman Allah swt :
“dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.........”(QS. Ali-Imran : 103)
So.....antum bisa baca dalam buku teologi karangan pak Harun nasution, disana kita dapat melihat gambaran bahwa aliran-aliran teologi islam itu muncul karena tidak samanya mereka dalam mengkonseptualisasikan hal-hal yang berkaitan dengan a’qidah, mereka mengekplorasi dengan metode rasionalis dengan meninggalkan metodolgi para sahabat dalam hal a’qidah. Kalau lah mereka mempelajari hal-hal yang metafisik/ghaib dengan pendekatan metodologi para sahabat dalam hal tersebut, niscara mereka tidak akan berpecah belah, Coz konseptulisasi mereka terhadap hal yang metafisik sudah jelas.yang tidak ada celah untuk perselisihan.
Antum bisa menggali dan mengekplorasi lebih dalam, bagaimana manhaj al-islam dan sekaligus bisa memahami starting point perpecahan kaum muslimin yang mashur di sebut “ummahatul firoq”, dalam buku “MEMAHAMI MANHAJ ISLAM, MEMBEDAH UMMAHATUL FIROQ” karya dosen kita Ust. Romly Qomarudin, MA.
Ketiga : secara konseptual a’qidah ahlu sunnah sudah jelas aturan mainnya ada dalam al-qur’an dan as-sunah, jauh dari shubhat-shubhat (keragu-raguan), dan jauh dari sebuah spekulasi filosofis, kalau ada yang sudah jelas mengapa kita memegang erat-erat sesuatu hal yang spekulasi hasil dari ekplorasi manusia yang bersipat terbatas atau hal yang diragukan kebenaraanya...??? So... pakai a’qidah ahlu sunnah lupakan yang lain...!!!. lebih jelas baca buku aqidah ahlu sunnah wal jamaah yang di tulis Ust yazid bin abdul qodir jawaz.atau buku a’qidah karangan Said sabiq, atau buku-buku yang lainnya yang berkaitan dengan hal tersebut.
Keempat : a’qidah ahlu sunnah praktis, jelas gak neko-neko. berbeda dengan konsep kaum filosof dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan hal yang metafisik atau hal yang bersipat transidental dengan sebuah spekulasi filosofis yang tidak bisa dijamin kebenaraanya, ditambah setiap filosof pasti berbeda dalam menjelaskan suatu hal, coz filsafat akan mati kalo stetmen yang dikeluarkan para pemikir itu sama, filsafat hidup dengan sebab sebuah konfrontasi pemikiran. Maka disini jelas, ini adalah hasil raba-rabaan akal mereka. Antum akan sangat susah jika beragama dengan menggunakan framework filsafat. gk percaya ama omongoan ane...??? coba antum baca buku falsafah dan mistisme karangan pak harun nasution, ane jamin antum bakal mencret-mencret, dan migren berat karena saking sulitnya memehami setiap pemikiran-pemikiran dari tokoh-tokoh filsafat dan tasauf. kalau udah baca pasti antum bakal bilang “capeeeeeee deeeah.....!!!!!” (sambil garuk-garuk kepala).
Kaum suffi yang terpeleset dalam mengkonseptualisasikan keagamaan mereka kadang membuat suatu cara peribadatan yang baru yang Rasulullah sendiri tidak pernah melakukannya, seperti mendekati tuhan dengan sebuah tarian hingga mereka pusing dan “berektase”, mendefinisan lagi keagamaan mereka ( redefinisi of religion ) dengan perasaan mereka, hingga ada sebagian dari mereka yang menjadikan sholat atau lebih umumnya syariat islam tidak wajib bagi mereka untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena dengan alasan “mereka sudah teramat dekat dengan tuhan” dan dalam kondisi “mukasafat” terhadap eksisitensi tuhan. Lebih jelas baca buku “darah hitam tasawuf” karya hartono ahmad jaiz, wallahu a’lam bishowab.

“sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasulnya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yangbenar” (QS.Al-Hujuraat : 15)

You can if you think you can

“sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum sehingga kaum itu mau merubah diri mereka sendiri”

Siapa yang tidak mau sukses di dunia dan di akhirat??setiap muslim pasti menginginkan kesuksesan tersebut. Semua orang pasti mencita-citakan kesuksesan, tapi sedikit sekali yang memperjuangkan cita-citanya dengan sebab tidak mau mengikuti hukum sebuah konswekuensi (the consecuntion laws) dari sebuah perjoenagan menuju cita-cita.yaitu perjuangan yang harus dibayar dengan kegigihan,semangat, dan tidak gampang putus asa dan yang sangat pundamental dalam perjuangan adalah istiqomah untuk mewujudkan tujuan yang sudah kita canangakan.
Dr.Dj.Schwartz mengatakan dalam bukunya the magic of thinking big, “sukses adalah sebuah prestasi, sukses adalah pencapaian terhadap tujuan, sukses adalah tujuan hidup”. Setiap manusia menghsratkan kesuksesan, every one menginginkan sesuatu yang best of the best dari kehidupan fana yang ia jalani, tidak ada manusia yang bisa mendapatkan keberkahan dalam hidup dengan menjalani hidup dengan merangkak, kehidupan yang dijalani dengan setengah-setengah, tidak ada orang yang ingin menjadi kelas dua, dan merasa terpaksa menjalani kehidupan tersebut, menjalani kehidupan dengan penuh ratapan, penyesalan yang tiada akhir, dan dengan jiwa yang terhimpit dengan masalah-masalah hidup.
Percayalah , percayalah ......!! sungguh-sungguh ..!Allah tidak akan merubah diri kita selama kita tidak mau merubah diri kita sendiri.cobalah kita melihat diri kita masing- masing ketika kita dihadapkan dengan sesuatu yang harus kita selesaikan atau ketika kita menginginkan sesuatu . maka ketika kita punya semangat yang kuat, keyakinan yang kuat, bahwa kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan maka alam bawah sadar kita akan memberi banyak inspirasi kepada kita bagaimana kita bisa mendaptakan sesuatu hal yang kita sudah canangkan sesuai dengan chedule time nya, berbeda ketika kita tidak yakin dengan kekuatan kita, kita berputus asa terhadap apa yang kita hendak tuju, so.. kita tidak akan menemukan sebuah inspirasi atau jalan keluar (problem solving) untuk mencapai yang kita tuju, ini adalah sebuah hukum kehidupan (the laws of live), ketika kita yakin kita bisa maka akan datang lah inspirasi-inspirasi dari kedalam jiwa yang akan memberi jalan “how to get that....!!!”.
Penulis kasih contoh ketika kita yakin kita akan mendapatkan istri sholehah, maka secara spontan ide ide itu keluar dari kedalam jiwa yang memberi “wangsit” bagaimana taktik taktik (manhaj ta’arufiyyah) yang harus di gunakan dalam mendapatkannya. So....if there one of people say :” omong kosong kita bisa mendapatkan istri sholehah hanya semata-mata keyakinan doang kita bisa mendapatakannya”.
Orang yang berkata demikian mencampur adukan antara “keyakinan” dengan “wishfull thingking”. Dan memang benar, anda tidak akan mendapatkan sesuatu semata-mata hanya dengan mengharapkan nya belaka sambil “nanangkeup tu’ur” saja dalam istilah pepatah sunda.you tidak akan menjadi pemimpin, hanya dengan mengharapkan you menjadi pemimimpin,sebagaimana you gak bisa majukan diri sendiri atau BEM THAWALIB sekalipun, hanya dengan sebuah retorika belaka,atau hanya dengan sebuah konsep yang difollow up dengan konsep lagi, inilah orang yang disebut imam Al-Ghozali dengan sebutan “orang yang tidak tahu dalam ketahuannya”.
Sebuah keyakinan adalah pondasi yang sangat pundamental dalam perjoengan hidup dan kehidupan. Orang tidak akan berjalan dengan tenang dalam mengarui samudra kehidupan dengan melepaskan keyakian, melepaskan keyakinan diri berarti negambil keragu-raguan sebagai kendaraannya dalanm mengarui samudra kehidupan yang begitu luas tapi singkat ini.
Tidak ada sebuah “tabir misteri” antara kekuatan dan kepercayaan pada diri sendiri, itu merupakan sebuah hukum kehidupan/sunnatullaah yang bisa di pahami secara sederhana, hanya dengan menyisihkan waktu sebentar az untuk mentafakurinya you orang dapat memahaminya.
Proses keyakinan pada diri (self bealiving) bisa dijabarkan secara sederhana, keyakinan diri adalah sebuah sikap “saya positif saya bisa”,melahirkan kekuatan, keterampilan dan energi yang diperlukan untuk melaksanakaanya. Apabila anda percaya “saya bisa melakukan itu”maka akan berkembanglah cara untuk melakukan hal tersebut, dari kedalam jiwa akan keluar sebuah inspirasi-inspirasi yang siap di ekplorasi untuk di ampliksikan dalam sebuah tindakan.
Cara melaukan suatu pekerjaan selalu di temukan oleh mereka yang percaya akan bisa melakukannya. Motivator kelas dunia pernah menulis begini “ yakinlah akan hasil-hasil yang besar merupakan kekuatan pendorong utama dibelakang buku-buku besar, drama-drama besar, penemuan-penemuan ilmiah besar, percaya dan yakin akan kesuksesan ada dibelakang setiap usaha usaha yang sukses, yayasan-yayasan sukses, organisasi-organisasi yang sukses”.
Keyakinan akan kesuksesan adalah unsur dasar, dan salasatu hal yang harus ada pada manusia –manusia yang ingin sukses.wallahu a’lam bishowwab.
“berfikirlah dengan ragu-ragu maka anda akan gagal”
( sang filosof parahiyangan )

AL-QUR’AN HUJJAH YANG TIDAK TERBANTAHKAN

Sebelum kita secara dalam mengkaji mukjizat besar dari Al-Qur’an alangkah baiknya kita mendefinisan dulu apa itu Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah Firman Allah swt sebagai mu’jizat yang diturunkan kepda Rasululah Saw melalui malaikat Jibril, yang tertulis didalam mushaf-mushaf, yang diriwatkan secara mutawatir, beribadah dengan membacanya, yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-nass. ( Muhamad Ali As-Sobuni, At-Tibyan fil Ulumil Qur’an).
Al-qur’an merupakan mu’jizat nabi Muhamad yang paling besar, yang dijadikan sebuah undang-undang kehidupan (the way of life) bagi semua umat, sebuah hidayah bagi para mahluknya yang akan membingbing mereka dari kegelapan jaman (the dack age) menuju kepada pencerahan jaman (renaisance of age), dan Al-Qur’an dijadikan sebagai argumen yang kuat atas kebenaran dari kerasulannya nabi Muhamad, sebuah bukti yang nyata bagaikan terangnyanya pancaran matahari di tengah hari, Al-Qur’an merupakan sebuah hujjah (argumen) yang akan tegak berdiri tidak tergoyahkan oleh apapun sampai hari akhir, bagaikan sebuah pohon yang kokoh, akarnya mengujam ke dasar bumi dan pohonnya menjulang tinggi ke angkasa raya.
Al-Qur’an adalah sebuah mu’jizat yag kekal, yang menantang seluruh umat manusia dari jaman doeloe sampai jaman sekarang, dan generasi ke generasi manusia yang akan datang. siapa yang tidak percaya kepada kemu’jizatanya maka buatlah yang serupa dengannya, Allah swt berfirman :
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.() Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), maka takutlah dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (QS.Al-Baqarah : 23-24).
Sudah berapa ratus tahun kah ayat ini telah diturunkan untuk menentang manusia-manusia pembangkang dari kebenaran yang Mutlaq?? Sekitar 14 abad yang lalu ayat ini telah diturunkan, tapi tidak ada seorang sastrawan arab pun yang sungguh betapapun ia pintarnya dan jeniusnya ia mampu mewujudkan suatu susunan karangan yang mendekati dengan AL-Qur’an. Mungkinkah karya yang maha agung ini datang dari seorang manusia yang tidak bisa membaca dan menulis, tolong diJawab…….jawab… !!..jawab… .!!! (jawaban dikirim ke dewan redaksi Jauhar Al-Hayah).
Kita masuk ke dalam relung-relung yang lebih dalam dari kemu’jizatan Al-Quran, di surat Ar-Rum Allah berfirman “Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,(QS.Ar-Rum : 2-4)
Wahai antum sekalian ayat ini diturunkan sesudah persia memperoleh kemenangan dalam pertempurannya dengan kerajaan bizantium kira-kira di tahun 619 masehi, yaitu setelah persia menduduki damakus, jerusalem dan Aleksandria di tahun 613,614 dan 619 masehi, apa yang terjadi setelah bebarapa tahun kemudian??, kerajaan bizantiumn romawi memukul mundur dan mengalahkan Persia. Apakah ini sebuah kebetulan wahai kawan?? Atau hal ini tidak masuk kedalam akal sehatmu.??.
Hujjah yang selanjutnya untuk membuktikan bahwa Al-Qur’an adalah hujjah yang tidak dapat dibantahkan, kita temukan dalam surat Az-Zumar : 6, yang berbunyi : “ia ciptakan kamu dalam perut ibumu , penciptaan demi penciptaan didalam tiga kegelapan” tiga kegelapan itu menurut perfektif sains yaitu tiga selaput dalam rahim yaitu ; chorion, amnion, dan dingding uterus. Di ayat yang lain kita temukan keistimewaah yang luar biasa ;
“siapa saja yang hendak diberi petunjuk oleh Allah, ia akan lapangkan dadanya untuk islam, dan siapa saj yang hendak disesatkannya, ia buat dadanya sempit dan mengecil seolah-olah ia naik kelangit”. (QS, Al-An’am : 125), setelah jaman maju seperti sekarang ini, maka terbuktilah kebenaranya bahwa para astronot ketika mau menjelajah ke negri luar angkasa sana mereka harus memekai pakaian husus untuk mengatasi hal yang demikian,
Yang sungguh tidak kurang luar biasa apa yang dinyatakan oleh sains modern tentang proses hirarki pertumbuhan seorang manusia dalam rahim yang berawal dari sebuah mani yang bersatu dengan sel telur (zigot) dan dengan seiring waktu berubah menjadi segumpal darah, dan terus menaiki hirarki selanjutnya menjadi dari segumpal darah menjadi segumpal daging, dan menjadi tulang lalu di terbungkuslah tulang itu dengan daging inilah tingkatan-tingkatan (hirarki) pertumbuhan seorang calon manusia di dalam rahim menurut hasil pengekplorasian sains modern, hal ini telah dinyatakan beberapa ratus tahun yang lalu di dalam Al-Qur’an, sebagai mana berikut ;
“kami ciptakan manusia dari inti tanah, kemudian ia kami jadikan benih disimpan dalam rahim yang kokoh. Kemudian kami ciptakan benih menjadi segumpal darah, dan dari segumpal darah kami ciptakan menjadi segumpal daging, dari segumpal daging kami jadikan menjadi tulang, dan tulang itu kami kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan ia ciptaan lain, maha suci Allah sebaik-baiknya pencipta. (QS.Al-Mu’minuun : 12-14).
Abduraazaq Naufal dalam kitabnya Al-I’zaz Al-Adabiy lil Qur’an, menjelaskan kemukjizat Al-Qur’an dalam keseimbangan antara jumlah bilangan kata, yang dapat di ringkas, keseimbangan antara bilangan kata denga antonimnya (alhayah : hidup)dan al-maut (mati) disebut sama sebnayak 145 X, an-naf’ (mampaat) dan madharroh (mudorot) sama barjumlah 50 X, al-har (panas) dan al-bard (dingin) disebut sama 4X, as-Solihat (kebaikan) dan As-Sayyi’at (keburukan) masing-masing 167 X, kufr (kekufuran) dan iman dalam bentuk indifinitif sama disebut 8X, ar-Rahbah (cemas/takut) dan ar-Ragbah (harapan) disebut masing-masing 8x. dan masih banyak lagi contoh-contoh yang penulis tidak sebutkan .(M.Qurish Shihab.membumikan Al-Qur,an).
Bukti sudah seperti sang surya di tengah hari, mudah-mudahan kita semua dimasukan kepada orang yang beriman sepenuh hati, dan semoga Allah mengistiqomahkan kita dalam keimanan yang bersih dari subhat sampai ajal menjemput kita semua. Dan kita akan di kembalikan dengan hati yang selamat dengan membawa keimanan yang teguh.amieen. Wallahu a’lam bisshowwab.
“wahai orang yang beriman,bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa. dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim” (Ali imran : 102)

“ATEIS” Bertanya, Gw Menjawab...!!!

AWAS JANGAN DI BACA ......!!!! (bagi yang alergi filsafat), mata-mata mereka sudah sayup-sayup, mata terbuka dengan perlahan-lahan lalu ditutup kembali agak sedikit lama, terlihat ada seorang pemuda membuka mulutnya dengan begitu lebar sambil sedikit mengarah ke langit, terdengarlah suara “heaaaaaayy”.begitulah yang kulihat dari para peserta seminar “pencucian otak” yang diselenggarkan oleh suatu organisasi (gw gk sebut ya namanya....coz gw juga masuk anggaota resminya he..).
Ditengah-tengah rasa ngantuk yang begitu membebani pundak kami (ma’lum acaranya di selenggarakan tengah malam). datanglah dua pemateri yang akan mengadakan “washingmind “(pencucian otak), jreeeng........jreng......jreng.....!!!, kole’baaat........ciaaaaaat......selebeeeuuuuuur gazleeeng.........( kata-kata yang asing di telinga dapat di buka artinya di kamus populer, atau KAMUS FILSAFAT atau pun di Kamus Besar Bahasa Sunda he..he...). Maka Datang lah seorang yang agak kecil perawakanya yang datang dengan gaya perlente mundar-mandir gak karuang didepan kami, dia pun langsung berkata“gw orang ateis brooot !!, eeeh salah brow maksudnya” kamipun berkata secara sepontan, “haaaaaaaaaaaaaa A>>>>>TE>>>>IS>>>>”. Siapakah tuhan lho..?? gimana membuktikan bahwa tuhan itu ada?? Tuhan itu dalam perfectif gw itu hanya halusinasi. Sesuatu yang direka-reka oleh akal” sahutnya. Spontan emosi parapeserta menggelerola bagaikan air-air yang meloncat-loncat dalam bejana yang sudah lama dipanaskan.

Maka terjadilah berdebatan sengit sampai titik air keringat penghabisan, maka menjawablah salaseorang diantara peserta “kita itu wajib beriman kepada Allah, dalilnya jelas dalam al-qur’an”, “ ha..ha...itukan menurut anda, coba donk jelaskan secara rasional agar gw paham” pemateri melakukan serangan balik, maka menjawablah peserta yang lain “oke gw jelasin secara raional, bumi itu bergerak siang dan malam, dan sesuatu ynag bergerak pasti ada yang mengerakan “,sang pemateri menjawab “, “ itu rasional....??bumi itu berputar karena dengan sendirinya brow.., dari mana engkau menyimpulkan itu bahwa yang menggerakan itu tuhan”. (penulis persingkat perdebatanya karena kalo terlalu panjang lebar, ini tulisan bisa jadi novel bukan artikel he..he..).
Pemateri “Jikalau alam mempunyai aturan sendiri dalam dirinya (hukum alam, dan dsb), serta serba lengkap dan bergerak menurut undang-undangnya yang terdapat dalam dirinya sendiri.so dimana tuhan? Apakah dengan alam mempunyai aturan sendiri menandakan harus ada tuhan?, justru itu menunjukan alam tidak memerlukan tuhan!!.jika memang ada mengapa tuhan tidak menampakan dirinya dengan nyata dan jelas kepada manusia?, dalil tuhan ada dengan bukti justifikasi wahyu itu tidak memuaskan, jika memang tuhan ada mengapa alam ini tidak di jadikan langsung sempurna, sebagaimana kita lihat alam penuh dengan ketidak seimbangan, bencana banyak menghancurkan dan membinasakan manusia dengan segala isinya, lalu dimana keadilan tuhan, dimana eksisitensi tuhan?, hidup di dunia ini seperti tidak mempunyai tujuan, beribu-ribu anak di lahirkan lalu beberapa waktu kemudian mati dengan sebab penyakit, busung lapar, dibunuh oleh ibunya dsb, bukankah ini sesuatu yang tidak perlu terjadi?, dan sesuatu yang tidak memiliki arti”.

TRANG....TRUNG......TRANG.....TRUNG....(meminjam istilah bahasa si ambon he.. ).perdebatan berlanjut terjadi sampai jam 2 malam, kesunyian sudah berdesak-desakan mememenuhi penjuru bumi dan langit, dan sesekali kesunyian itu mengelus-ngelus bulu kuduk kami sehingga berdiri, sang malam pun sudah bersiap-siap untuk tidur dan memakai selimut kegelapanya. Rasa ngantuk sudah memukuli kepala kami dengan bertubi-tubi, sehingga terlihat kepala-kepala para peserta turun naik, ke atas ke bawah, ke atas ke bawah, sesekali ada yang memutar kepalanya dengan kencang bagaikan ingin mehilangkan sesuatu yang menempel begitu berat dikepalanya.

Pemateri berkata “Oke....gw jelasin deah bagaimana merasionalisasikan tuhan dengan akal (mm....m...ternyata para hadirin sekalian dia berpura-pura jadi ateis). Kita manusia tidaklah sempurna, karena siapaun pasti tidak akan bisa lari dari kematian, itu menunjukan bahwa manusia itu terbatas, terus apakah sesuatu yang terbatas dapat hidup dengan kekuatan sendiri yang terbatas untuk hidup.??, so dia membutuhkan sosok yang sempurna yang tidak terbatas yaitu yang kita cari malam ini yaitu tuhan. Argumen selanjutnya, gw kasih contoh seorang penjahat atau koruptor kelas kakap dia hidup berpoya-poya dari hasil korupsinya terus mati tanpa tersentuh hukum, dan ada yang mencuri ayam di gebukin sampai mati oleh masa, maka manusia berfikir keadilan pasti ada, walaupun didunia tidak ada tapi pasti keadilan ada sesudah mereka mati, disini akal membawa manusia untuk percaya pada hari pembalasan dimana keadialan akan ditegakkan.
Gw (penulis) mikir dan berkata dalam hati “waaaaaaaaaaaaaaah, gk beres nih dari berpuluh puluh pertanyaan yang menghancurkan keyakinan (destroying of faith) hanya di jawab dengan sebuah silogisme yang rapuh. Pertanyaan lainnya yang gk dijawab pasti akan menjadi bom waktu bagi para peserta yang disuatu saat akan menggeogoti keyakinannya perlahan tetapi pasti”.
Acarapun pencucian otak pun beres dilaksanakan, kamipun pulang kembali ke alam-masing-masing (he...memanangnya bangsa jin apa?), tapi gw gk puas dengan jawaban sang “ateis” di acara itu, ini baiknya gw melakukan sharing lebih dalam. Maka kamipun berkumpul disuatu tempat yang disepakati.

Dan pertemuan lanjutan pun diadakan, kita langsung bicara panjang lebar tapi gw simpelkan pembicaraanya, “bang..argumen adanya tuhan yg dipakai dulu pas acara, sebenarnaya bisa dibantah lagi dengan argumen rasional juga untuk menjadikan tuhan itu tidak ada” sahutku, “wah elo udah berfikir ateis sekarang ya (sambil tersenyum merekah)” sahutnya. Gw menjawab “masalah intinya membuktikan tuhan ada dengan rasional bisa dibantah lagi dengan rasional yang menunjukan tuhan itu tidak ada, atau sebaliknya. dan kedua-duanya adalah hasil dari berfilsafat”, si abang “ya akhir dari sebuah petualangan pemikiran dan konfrontasi pemikiran pada akhirnaya akan kembali pada diri, aliran mana yang mau dipegang”, gw “ya terserah deh kalo gitu, tapi intinya Argumen Akal Akan Bisa Dihancurkan Kembali Dengan Argumen Akal, disininah manusia berada disimpang jalan ketika akal yang dijadikan tolak ukur kebenaran”.

Gw “ baiknya bang, para pemateri acara tersebut lebih memperdalam konsep pembangunan keyakinan dari pada konsep penghancurannya, karena konsep penghancuran keyakinan yang lebih banyak dan kuat daripada konsep pembangunannya akan menghsilkan sesuatu yang pincang, apalagi ini masalah keyakinan.” Ci abang” (tersenyum dalam), gw melanjutkan “jika pertanyaan yang dilontarkan untuk menghancurkan keyakinan masih membekas dan secara tidak terasa menjadi firus yang menggerogoti keyakinan, terus dia mati dalam keragu-raguan terhadap apa yang dia yakini karena hasil dari pola pengkaderan yang tidak seimbang (argumen penghancuran keyakinan lebih kuat dan lebih banyak dari pada argumen pembangunanya). Siapakah yang berdosa?? Yang telah menumbuhkan benih keragu-raguan dlam hatinya.”
“ha...............ha................(tertawa lepas ci Abang) gw juga pengen tobat nih banyak dosa, sebenarnya kalau jadi pemateri itu untuk tema tersebut.”sahut si abang. Gw berkata dalam hati “ gw gk tahu apakah dia bene-bener menyimpan kehawatiran yang sama seperti yang ku rasakan. Karena ini bukan masalah enteng!!!, wahai para pembaca..!!, ini masalah besar...!! ini masalah keimanankan yang bukan untuk dimain-mainkan.
Ketika soal-soal asasi manusia dihadapkan kepada ilmu pengetahuan dan sang ilmu menjawab dengan bungkam, kemudian dihadapkan pada filsafat , dan sang filosof pun menjawab dengan kebisuan, atau menjawab dengan spekulasi, dugaah, terkaan, sangkaan, dan kiraan, Nah, disini manusia berada disimpang jalan , mau kemanakah dia?. maka serahkanlah soal-soal tersebut kepada sebuah intansi yang lebih berwibawa ketimbang ilmu pengetahuan, dan filsafat di dalam menjawab hal yang sangat asasi, yang dengan demikian lebih menetramkan jiwa yaitu agama!!, agama wahyu. , karena jawabannya mutlaq, bukan sebuah spekulasi yang berkeliling mencari kebenaran. Agama bukan sebuah metode untuk mencari kebenaran, tapi agama memberi sebuah jawaban tentang kebenaran. Wallahu A’lam Bisowwab.

 FILSAFAT TELAH “MEMPERKOSA” TUHAN 

Para pembaca sekalian pasti mengerinyitkan dahi dan menatap penuh dengan kesinisan, apa maksud dari penulis?, mungkin itu pertanyaan yang singgah di dalam kedalam hati, tulisan ini hadir untuk memfilterisasi subhat-subhat (sesuatu yang menghancurkan keyakinan) yang dilontarkan salaseorang diantara kami dalam sebuah konfrontasi pemikiran yang dilaksankan oleh sebagian mahasiswa PUBLISISTIK THAWALIB untuk memaksimalkan pengekplorasian ilmu, didalam konfrontasi tersebut, kami membahas dan mengekplorasi secara radikal makalah salaseorang diantara kami. Dan itu lebih bermampaat menurut perfektif penulis daripada paramahasiswa “bercipika -cipiki” gak karuan tak tentu arah tujuan (ketika sang dosen tidak hadir), yang akhirnya hanya menghabiskan waktu dan membuat langkah demi langkan perjalanan kita ke medan jihad pendidikan ini menjadi tak ada nilai yang berarti.
Disini penulis hanya mentranspormasikan hujah-hujah yang dulu disampaikan dengan sebuah tulisan, yang akan menguraikan keterbatasan akal dalam pengekplorasian terhadap tuhan. Berfilasfat?? Adalah berfikir secara mendalam. Tapi pertanyaanya apakah semua hal bisa diperbincangkan dengan sebuah rasionalitas??. Disini Penulis mengangkat sebuah pendapat para filosof yang akan mencurahkan isi hati mereka tentang apakah tuhan atau hal yang bersipat transidental dapat di rasionalisikan secara mendalam..???.
EMMANUUEL KANT adalah seorang filosof besar jerman yang paling besar pengaruhya sampai sekarang, hidup pada jaman rasionalisme abad ke 18. Moto hidupnya yang terkenal “sapare aude” (beranikan menggunakan akal budimu). Dalam bukunya yang terkenal kritik der theoristische vernunft, beliau menjelaskan penggunakaan akal budi dapat memberikan penjelasan-penjalasan terhadap segala hal ikhwal yang terjadi di alam ini yang nampak, tapi akal budi sendiri tidak dapat memberi sebuah kepastian-kepastian, melainkan hidup dalam pengandai-andaian (spekulasi). (ilmu, filsafat dan agama. Endang Saeffudin anshori MA ).
Kant yang disebut raksasa ahli fikir itu insaf, “haqiqat kebeneran tertinggi (the ultimate true) itu tidak dapat dicapai dengan akal yang kekuatanya terbatas.dan beliau juga menjelaskan bahwa sesuatu hal yang besar itu ada , tetapi letaknya adalah diatas akal (trancidental). Sebab itu di barkata diakhir perenunganya “saya terpaksa berhenti sejenak dari pengetahuan, supaya saya sediakan tempat untuk buat “iman”. (HAMKA, pandangan hidup muslim).
So...apakah sesuatu yang terbatas dapat memikirkan sesuatu yang tak terbatas ?? jangankan mengetahui hal tersebut,akal saya tidak dapat mengetahui dengan benar apa yang pembaca lakukan kemarin malam walau dengan perenungan yang dalam sekalipun??. Itu baru sesuatu yang terbatas mencoba menjelaskan sesuatu yang terbatas.?apalagi mencoba menjelaskan sauatu yang tidak terbatas..??. ( yang tidak setuju angkat tangan..!! dan kirimkan argumenya lewat tulisan ke JAUHAR AL-HAYAH, ane tunggu antum..!! ).
Kita membahas pendapat selanjutnya yang datang dari Dr.J. VERKUYL, beliau menjelaskan “rasio manusia itu cendrung sekali melewati batas-batas kesanggupannya dan menjadi tinggi hati serta mengabdi kepada yang semu dan dusta. Ia bertindak seakan-akan semacam dewa, mengangkat dirinya menjadi ukuran yang termulia dan terakhir, bertindak selaku hakim tertinggi atas kebenaran. sesuatu ucapan yang menyolok bertalian dengan semu dan hal yang berlebih-lebikan nilai rasio ini kita jumpai pada DESKARTES moto hidupnya yang terkenal “COGITO ERGO SUM” (aku berfikir maka aku ada), maksud dari moto itu bahwa akal adalah sumber kebenaran mutlaq, sang pencipta, kholik, dan segala kebenaran yang berkaitan dengan metafifisika, manusia dan dunia dapat di pecahkan oleh sang akal. Rasio ia letakan di tempat yang tertinggi, rasio begitu berdaulat, sehingga tuhan pun harus turut pada kaidah-kaidar rasionalitas (inilah sebuah pemerkosaan terhadap tuhan), ia membuat rasio begitu berdaulat. Ia lupa harusnya kita mengatakan “deusest,ergo sum” (tuhan itu ada, jadi aku ada).
Pendapat berikutnya datang dari D.C. MULDER. Beliau berkata “menyingkap tuhan dengan akal, hal ini termasuk sesuatu yang melebihi akal manusia. tidak dapat dibuktikan bahwa tuhan itu ada (dan bukti-bukti yang dikemukakan itu memang tidak meyakinkan orang yang terdahulu dalam pengekplorasian terhadap tuhan), tetapi juga tidak dapat dibuktikan bahwa tuhan itu tidak ada. Inilah soal keyakinan , bukan soal akal, ilmu atau bukti . tuhan diterima manusia dengan kepercayaan. akan tetapi janganlah disimpulkan bahwa kepercayaan itu bertentangan dengan akal. Bukan itu kesimpulannya, melainkan kepercayaan itu melibihi akal dan mendahului akal,apalagi kepercayaan dan keyakinan mempengaruhi akal. (D.C . MULDER, pembingbing ke alam filsafat)
Kita pertikan sekarang perkataan dari seorang pujangga dan filosof besar muslim dan bapaknya sosiologi, yaitu IBNU KHALDUM dalam buku yang penomenalnya AL-MUQODDIMAH , beliau berkata “ akal itu adalah sebuah timbangan yang cermat , yang hasilnya adalah pasti dan dapat dipercaya!, TETAPI........................!!!!, mempergunakan akal itu untuk menimbang soal-soal yang berhubungan dengan keesaan ALLAH SWT, atau hidup di akhirat kelak, atau haqiqat kenabiaan, atau sifat-sifat ketuhanan, atau hal-hal yang lain yang bersifat metafik , adalah sama dengan mencoba mempergunkan timbangan tukang emas untuk menimbang gunung. Ini tidaklah berarti bahwa timbangan itu sendiri tidak boleh dipercaya. Soal yang sebenarnya adalah, bahwa akal itu mempunyai batas-batas yang dengan keras membatasinya, oleh karena itu tidak bisa diharapkan bahwa akal itu dalam memahami ALLAH dan sifat-sifatnya, karena otak hanyalah satu dari beberapa atom yang diciptakan Allah swt......(A.MUKTI ALI, filsafat islam tentang sejarah)
Manusia yang lemah dan terbatas menjadi lebih pongah dan begitu sombong ketika dia telah mendewakan akalnya, tuhan harus bertekuk lutut pada rasionalitas, sesuatu yang agung dan besar di tarik dengan paksa ke dalam ruang kaidah-kaidah rasionalitas yang bertumpu pada akal yang terbatas, maka pastilah akan menghasilkan kesimpulan yang rancu (comfusion concution) maka disinlah tuhan telah di perkosa oleh sebuah rasionalitas yang tidak rasional.
Dengan mengunakan rasionya manusia itu membuat bagi tuhan-tuhan,dewa-dewi, meyusun sendiri sesuatu gambaran tuhan yang menghasilkan banyak model-model tuhan (kayak pakaian aza ada model-model segala rupa he...) seperti pantaisme, politeisme, monoteisme, yang intinya adalah hasil dari sebuah spekulasi akal ,bahkan dengan argumen akal tuhan dapat dimatikan, dan sebaliknya tuhan dapat dibuktikan eksistensinya, inyinya argumen apapun tentang tuhan baik yang pro dan kontra dapat digugurkan kembali dengan argumen akal lagi.
Allah swt (oke lah kalo begitu....kita lebih spesipik ya ....!!) bukanlah objek pengenalan seperti benda-benda yang ada. Satu-satunya yang mengenal eksistensi Allah ialah Allah sendiri. Dan salasatu kemungkin kita mengenal Allah adalah dengan pernyataan Allah sendiri yang ia firmankan dalam Al-Qur’an dan apa yang disabdakan Rasul-NYA, itulah satu-satunya sumber pengetahuan kebenaran yang mutlaq (bukan spekulasi) tentang haqiqat Allah Swt. lebih jelas bagi yang mengaku pencinta kebijkasanaan dan kebenaran sejati untuk membaca dan mengekpolrasi buku AL-AQIDAH karangan SAID SABIQ, atau AKIDAH AHLU SUNAH WAL JAMAAH karangan UST.YAZID BIN ABDUL QODIR JAWAZ. Atau buku-buku yang sejenisnya. Wallahu A’lam Bishowwab


“tafakurilah apa yang diciptakan oleh Allah, dan jangan mentafakuri tentang hal-ikhwal dzat Allah”

MEMBONGKAR KONSEP MENEJEMEN QALBU AA GYM

Mendengar menejemen qalbu mungkin tak asing lagi ditelinga para pembaca,suatu konsep kehidupan [ living concep ] yang konon katanya bisa membuat hidup lebih hidup,membuat hidup lebih berarti.
Kita selaku insan akademis,pencipta,pengabdsi yang mempunyai nafas perjuangan islam sangat perlu melihat suatu topik masalah dari berbagai perspektif ( multi perfecip },tidak melihat suatu tema masalah atau issu yang berkembang hanya dengan satu arah kaca mata epistomologi saja yang akan membuahkan kefanatikan yang membabi buta,
Maka tulisan ini berusaha melihat suatu tawaran konsep kehidupan yang disodorkan oleh kiyai asal bandung itu untuk kita lihat dan cermati,apa adanya,
Mengapa penulis angkat tema ini karna ternyata menurut perfektip penulis bahwa konsep menejemen qalbu ini telah membawa oase kehidupan baru bagi masarakat,sebagai jalan keluar { froblem solving }atas masalah –masalah yang bertubi-tubi menghantam hidup dan kehidupan manusia.
Okelah kalo begitu …..!!! kita mulai pembahasanya……konsep menejemen qalbu adalah memahami diri dan kemudian kita mau dan mampu mengendalikan diri kita setelah memehami benar siapa diri kita sebenarnya.dan tempat untuk memahami dan mengendalikan diri kita itu ada di rumah hati .hatilah yang menunjukan siapa diri kita sebenarnya. Hati atau qalbu lah yang membuat kita mampu memahami diri kita siapa kita sebenarnya , membuat kita mampu berprestasi semata-mata demi Allah semata .bila hatri kita bersih ,bening dan jernih ,insaAllah ,keseluruhan diri kita juga akan menampakan kebersihan ,kebeninmgan dan kejernihan .
Aa gym berusaha bertahun-tahun untuk memehami dan menemukan konsep praktis menejemen qalbu (MQ) konsep ini di gali bukan dari luar dirinya ,seperti mengumpulan konsep-konsep dari literatur-literatur yang ada,atau meresonasikan idiologi –idiologi para dictator dunia atau perkataan manusia pengubah dunia,tapi konsep MQ ini di gali dari kedalam jiwa dirinya sendiri,proses intropeksi diri,yang dilakukan baik bersama keluarga ,santri-santri,dan para sahabatnya di pesantren darut at-Tauhid yang ia pimpin, disaat beliau berada dalam keheningan malam terpojok oleh masalah-masalah dunia,maka digunakanlah waktu tersebut untuk menyusun sebuah rumus kehidupan untuk mengendalikan diri menghadapi masalah –masalah hidup,maka dengan semangat perubahan yang dilandaskan pada keyakinan kepada Allah, bahwa Dia maha penyasang yang sayangnya sungguh tak terbilang , maha pengasih yang kasihnya tak pilih kasih,Allah adalah tempat bergantung, maka dari proses tafakurnya maka lahirlah konsep menejemen qalbu (MQ) yang terlahir darikedalaman jiwa.
Maka bedasarkan konsep MQ ini beliau memiliki sebuah keyakinan bahwa apabila manusia memiliki hati yang bersih maka manusia itu akan akan menjadi pusat segala aktipitas di bumi,dia akan menyedot seluruh perhatian manusia yang lain .baik orang yang suka berbisnis ,orang yang suka berdakwah,orang yang suka mengembangkan SDM atau apapun dia ,kapanpun dan dimanapun.
Lanjutnya orang yang dapat membersikan hatinya dari berbagai kotoran kemaksiatan ,secara otomatis akan membuat geraknya memiliki magnet yang luar biasa. Kata-katanya akan menyakinkan lawan bicaranya. Sikap nya akan menunjukan bahwa dia senantiasa diawasi ole Allah SWT. Dan totalitas dirinya menapakkan sebuah keadaan bahwa rido Allah yang ia harapkan.
Bagaimana memahami aspek pratis dari konsep MQ ini
Pertama, manusia itu memilki potensi. Potensi itu berupa saran-sarana yang ada didalam diri seseorang yang berfungsi untuk mengembangkan dan memperbaiki diri. Hanya dengan memilki niat untuk terus memperbaiki dirilah potensi yang merupakan anugrah Allah itu akan menuju Allah SWT. Menuju suatu keadan yang terus membaiki. Dalam bahasa sederhananya kita memilki tiga potensi berupa jasat, akal ,Qulbu. Hanya dengan hati yang bersih lah potensi jasad dan akal itu akan terkendali dengan baik.
Kedua, potensi kita harus teruss diarahkan kepada kebaikan akan menjadikan sangat efektif daya gunanya bila dimulai dan berpangkal dari dirinya sendiri. Artinya urussilah diri sendiri dulu sebelum mengurusi orang lain. Perbaikilah diri sendiri sebelum memperbaiki orang lain bersihkan lebih dahulu diri sendiri sebelum membersihkan orang lain. Suruhlah diri sendiri sebelum mengerjakan suatu kebaikan sebelum menyuruh orang lain kebaikan.Misalnya
Seorang yang bersuih hatinya akan memperhtaikan dirinya agar senantiasa menguntungkan orang lain. Apabila kekotoran yang ada disektar lingkungan dia akan membersihkan. Wajahnya akan menampakkan senyuman yang abadi ( perenis smile) dimanapun dan kapanpun…[.tapi dengan sarat harus ada orang jangan senyum sendiri]
Ketiga, keadaan-keadaan untuk memperbaiki diri sendiri perlu dibiasakan secara kontiyu dan konsisten ( istikomah). Manusia itu pelupa. Manusia itu gampang terlena. Manusia itu gampang memilih sesuatu yang menyenangkan dan menyamankan dirinya. Keadaan yang mengoda itu harus

IJINKAN KU TUK MENGENAL TUHAN lewat indahnya matamu

Udara malam semakin menusuk-nusuk perut ku, tapi ku tak mau kalah dengan sang malam, ku akan duduk terus di depan lektop kesayangan ku, yang selalu setia mendengar rintihan jiwa ku, yang kadang memberi inspirasi luar biasa kepadaku untuk membedah kehidupan dan segala misteri di dalamnya yang terkumpul dalam tombol-tombol yang indah yang siap mentranspormasikan bahasa jiwa kedalam bahasa tuilisan.
Dikala diri ini mencoba membuka misteri alam maya lewat wajah teknologi, kau langsung datang dengan sebuah “status” yang langsung mencabik-cabik jiwa ku, membuat dia tertunduk layu karena energi dari kata-kata mu yang membuat ku bagaikan sebuah jasad yang tidak hidup maupun tidak mati.

Siapakah gerangan dirimu?, yang membuat rumah jiwa ku roboh tak bersisa, hanya menyisakan rasa cita dan rasa penasaran yang selalu menggusur paksa diriku tuk melihat mu lebih dekat siapakah dirimu, ku buka “info” tentang mu, oh ternyata tidak memberi jawaban yang yang memuaskan, hanya menyisakan rasa kepenasaran yang semakin menggelora, karena kau semakin mencabik-cabik jiwa ku dengan kata-kata mu yang yang membuat jiwa ini tergakaget dan bangun, kata-kata mu bagaikan halilintar di tengah malam yang iringi dengan lembaran-lemparan tombak dari tangisan sang langit.

Ku lihat frofil tentang dirimu, ku tak kunjung bisa membuka misteri tengtang mu, kau hanya memberi tetesan air kesegaran bagi jiwa ini dengan sebuah foto frofil yag kau gantung di alam maya, kau menatap tajam padaku dengan mata yang begitu kemilau dan kembali menusuk-nusuk jiwaku membuat dia bagaiakan lembaran kertas putih yang dirobek-robek oleh sang pencinta yang terluka.
Ku lihat tuhan di dalam matamu, ku memahai sebagian kecil dari keindahan tuhan lewat matamu yang indah, tatapanmu bagai busur panah yang dilepaskan pada jiwa yang haus akan keindahan ini. Alangkah indahnya mata itu bila di lengkapi dengan mata batin yang menatap jernih dengan cahaya keimanan,

Balutan kerudung mu yang lebar bagaikan hamparan awan putih yang menaungi jiwa manusia dari terik nya matahari di siang hari yang sangat panas menerkam, sehingga manusia pun berucap syukur pada tuhan semesta alam atas perlindungan yang ia berikan lewat mu, wahai awan putih yang indah. Balutan layar putih kecil yang selalu menutupi pancaran keindahan wajahmu, bagaikan sebuah benteng yang kokoh yang menutupi dan akan selalu menjaga keindahan suatu negri yang ia tututpi, menjadikan keindahan tuhan itu tetutup rapi denganya, hanya manusia yang telah halal yang yang berhak untuk mencicipi keindahan itu.

Wahai keindahan tuhan “ mau kah engkau berdoa sejenak untuk ku dan untuk mu?, agar sang takdir menuliskan kisah hidup kita dengan sangat indah, tidak ada yang akan bisa memisahkan dua jasad yang telah bersatu dalam satu jiwa untuk terus bersatu dalam bingkai kehalalan, jarak dan waktu tidak akan menjadi pemisah, karena kita punya bahasa jiwa untuk selalu melemparkan cita dan asa antara kita”.

Wahai keindahan tuhan “ ijinkan aku untuk berdoa kepada yang maha mendengar, agar diriku dihalalkan bagimu. Aku jiwa yang selalu hidup dalam alam optimis tidak mau terikat dengan kondisisi yang mengikat ku hari ini. Aku yakin segala sesuatu bisa berubah, karena hidup ini akan senantia berubah, dan roda kehidupan akan selalu berputar terus. Aku yakin dengan sentuhan doa yang ikhlas dan sungguh-sungguh segalanya bisa berubah dengan ijin Allah subhana wata’ala. Apabial dia berkehendak apapun, maka ia tinggal mengatakan “kun fayakun” (jadi maka jadilah ia).

Menegenal Karakteristik Kepemimpinan Politik Islam (Bagian ke dua)

Politik kotor!!, politik nazis inggris cuih..!!,politik penuh dengan intrik dan konspirasi!!. Kata-kata itulah kiranya yang memuncrat dari seorang akhwat distatus facebooknya. Apakah kamu punya anggapan seperti itu pula??, Apakah benar politik itu kotor?, siapakah gerangan yang kotor sebenarnya?, politik kah?, atau para pemain politiknya yang kotor?. Terlepas dari perdebatan itu, yuk kita lihat politik dalam perfektif apa adanya. Khususnya politik islam. Sebagaimana yang dijelaskan pada edisi yang dulu, kita dapat melihat dengan mata hati kita, bahwa, politik islam sangat adiluhung, sebuah konsep politik yang turun langsung dari raja semesta alam. Yang mengakulturasikan antara kepemimpinan keduniawian, maupaun kepemimpinan agama. Karakteristik kepemimpinan politik islam yang dapat kita identifikasi selanjutnya tentang karakterisitik politik islam adalah:
4. Kepemimpinan islam bukan kepemimpinan totalitarianisme (diktator)
Perlu dicamkan wahai para pembaca yang budiaman, bahwa kepemimpinan politik islam dalam skala negara bukanlah pemerintahan yang diktator, memerintah dengan tangan baja, sekalipun kalo kita ekplorasi lebih dalam format kekuasaannya bersifat sentralisitik, tapi kita akan temukan perbedaannya, kepemimpinan islam bukanlah diktator dan bukan juga demokrasi. Terus apa dong??, mau tahu jawabanya, okelah kalo begitu, saya berikan bukti-buktinya yang terang benderang bagai matahari ditengah hari.
a) Kholifah dipilih oleh rakyat, kholifah adalah orang yang mewakili umat dalam urusan pemerintahan, dan kekuasaan untuk menerapkan hikum-hukum Allah. Coz, islam telah menjadikan kekuasaan menjadi milik rakyat (as-sulthon lil ummah). Umat kemudian mewakilkan kepada seseorang untuk diantara mereka untuk menjadi pemimipin, tidak ada kholifah kecuali dipilih dan dibai’at oleh rakyat, yang diwakili oleh majelis umat, dalam istilah politik islamnya disebut dengan “ahlu hilli wal aqdie” yang merupakan representatif rakyat.
Berbeda dengan diktator, kepala negaranya yang belum tentu orang yang disepakati rakyat, sehingga cendrung rakyat dipaksa untuk menerima kepemimpinannya, rakyat tidak berhak untuk memilih sesuai dengan idealismenya. Adapun konsep kepemimpinan seorang kholifah dipilih oleh badan perwakilan rakyat (ahlu hilli wal iqdie) berdasarkan keridhoan rakyat. Tapi, harus dingat wahai kawan, kholifah dipilih oleh badan perwakilan rakyat secara sepontan, tapi masalah kebijaksaaan kenegaraan yang paling dikedepankan adalah penerapan hukum Allah, tidak bisa hukum Allah yang sudah qot’i dirubah karena sebuah konsesnsus masyarakat. Disisni jelas politik islam sentralisitik tapi tidak totalitarianisme, demokrasi tapi sentarlisitik, teokrasi tapi demokrasi (ha..ha.. bingungkan??),lalu apa dong namanya? Ya itu sisitem islam. kerena dalam term literatur barat tidak ada istilah untuk mereprentasikan sistem islam, maka kadang-kadang lahir istilah: demokrasi islam. Sosialis islam, dsb, yang pada hakikatnya berbeda dengan subtansi konseptual dari istilah aslinya.
b) Rakyat bisa mengontrol kholifah, bahkan wajib, dalam pemerintah diktator berbeda jauh, manusia mulutnya dikekang, jiwa nya di ikat dengan kekauatan dari kekausaan, tapi islam terbuka selama itu tidak merubah hukum Allah yang sudah qot’i, sebagaimana ketika Rasullulah memusyawarahkan tentang strategi dan taktik peperangan (dibaca : stratak), Beliau memberi dua opsi, mau berperang dalam kota atau berperang diluar kota. Dan Rasullulah sangat dikenal sebagai manusia yang suka bermusyawarah dengan para sahabatnya.
c) Negara islam adalah negara hukum. Kewajiban terikat pada hukum Allah adalah perkara yang pokok dalam islam. Walaupun berdebatan antara apakah ada negara islam, ataukah tidak ada. Pasti akan terus bergulir sepanjang manusia itu ada dimuka bumi ini. Tapi suatu hal yang disepakati bahwa menjalankan hukum Allah adalah wajib bagi setiap muslim. Karena Allah menegaskan “wahai orang-orang yang beriman masuklah kepada agama Allah seutuhnya (all-out) dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan”.
d) Kholifah adalah pelayanan rakyat. Pada hakikatnya pemimpin adalah pelayan rakyat, karena pemimpin dipilih oleh rakyat yang dipercaya untuk mengatur hal-ikhwal kehidupan mereka. Rasullulah menegaskan dalam sabdanya “seiap kalian adalah pemimpin, dam setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabanya atas apa yang dipimpinnya”,
Raullulah bersabda” dahulu, bani israil selalu dipimpin oleh para nabi. Setiap seorang nabi meninggal, diganti oleh nabi yang lainya, sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku, tetapi akan ada banayak kholifah, para sahabat bertanya apakah yang engkau perintahkan kepada kami?”, beliau menjawab “penuhilah bai’atmu yang pertama,dan yang pertama itu saja. Berikan mereka haknya, karena Allah akan menuntut pertanggung jawaban terhadap rakyat yang dibebankan urusanya kepada mereka”(HR.Muslim).
Ada sebuah sesuatu yang menarik tatkala menjelaskan hadist yang berbunyi “imam adalah penjaga dan bertanggung jawab pada rakyatnya”Imam badrudin Al-aini menyatakan “hadist ini menunjukan bahwa urusan dan kepentingan rakyat menjadi tanggung jawab seorang imam / kholifah. Tugas imam dalam hal ini adalah memikul urusan rakyat dengan memenuhi semua hak mereka.”
Umar bin khotob ketika menjabat sebagai kholifah beliau suatu malam berpatroli mengelilingi rumah penduduk untuk mengetahui realitas keadaan rakyatnya, maka didapati seorang ibu yang miskin yang sedang memaskak batu untuk mengelabui anaknya yang sedang kelaparan. Maka melihat itu sayyida umar secepat kilat memikul sendiri sekarung gandum untuk sang ibu tadi, subhannal !!, bagaimana dengan pemimpin indonesia?? ( aah...malu diriku menceritakanya).
Mudah-mudahan tulisan ini bermampaat, bagi penulis khususnya, umum bagi para membaca, Lebih besarnya mudah-mudahan kontibusi kecil ini bisa meramaikan dunia keilmuan di kampus kita tercinta. Yang punya pendapat yang berlainan dengan penulis harap argumentnya dikirim lewat tulisan ke dewan redaksi. Kami tunggu kedatanganya dengan senang hati, Jangan corat-coret karya orang. Itu bukan perbuatan insan akademis...(he..sok akademis nih...!!!). –Alhaq Mirrobik-