Sabtu, 30 April 2011

Lelaki sang penghuni surga

Setelah tiga malan berlalu, dan pertanyaan yang mengganjal dalam hatinya belum juga mendapat jawaban, maka Abdulah membereranikan diri bertanya kepada lelaki itu.”wahai saudaraku, sebenarnya tidak ada perselisihan antara saya dan ayah saya, itu alasanku saja, karena aku begitu penasaran setelah mendengar Rasullah saw berkata tentang dirimu,”
Oya..,,apa yang Rasululaah saw katakan?? Kini laki-laki itu balik bertanya. “aku takut Rasullah saw berkata tentang kekurangan saya yang ada pada diri saya,” (laki-laki itu berkata dengan muka yang murung).maka Abdulah menjawab, “bergembiralah wahai saudaraku. Rasullulah saw telah memberikan berita yang sungguh indah, yang mampu membuat siapa saja tersungkur dari pelana kudanya, tapi engkau harus berjanji kepadaku akan mengatakan sejujurnya apa yang akan saya tanyakan??”.maka laki-laki itu menyahut, “ okelah kalo begitu saya berjanji”.
Rasululaah saw pernah berkata kepada kami Ketika kami duduk di mesjid menunggu waktu shalaot, “sebentar lagi akan datang ke mesjid ini seorang laki-laki penghuni surga” maka tidak lama setelah itu masuklah dirimu, Rasululaah bahkan mengulang perkataanya sampai tiga kali beturut-turut di hari berikutnya, dan tidak lama setelah itu muncul dirimu didepan kami yang kelihatan masih basah bekas wudhumu di pipi dan jenggotmu, sang itu lelaki itupun menangis, tidak tahan untuk menahan air matanya, yang langsung mengalir begitu saja bagaikan air hujan yang terus mengalir membanjiri bumi, sehingga air matanya menitik-nitik deras dari janggutnya, dia pun bersujud syukur, dan berkali-kali mengucapkan takbir mengagungkan kebesaran Allah swt, karena luapan kebahagiaannya tidak bisa lagi dibendung lagi.
Setelah laki-laki itu meluapakan kebahagiaannya dengan sebuah tangisan dan ucapan takbirnya mereda, maka Abdullah langsung terus bertanya kepada laki-laki itu, “sekarang jawab dengan jujur kepada ku, amal apakah yang telah engkau perbuat selama ini, hingga engkau di janjikan langsung oleh Rasululaah dengan sebuah surga.??”
“sungguh tidak ada amalan istemewa apapun selain yang engkau lihat setiap hari, hanya saja dalam hatiku tidak menyimpan sedikitpun rasa dendam kepada muslim lainnya, dan setiap hendak tidur, saya akan melepas seluruh beban yang membeban diriku, dengan memaafkan kesalahan-kesalahan orang kepadaku pada hari itu. Sehinga keesokan harinya saya tidak mengingat-ngingatnya lagi. Saya tidak iri ataupun dengki dengan kelebihan karunia yang Allah swt berikan kepada manusia yang lainnya. Saya merasa cukup dengan apa yang Allah berikan kepadaku.”
Abdullah pun tersenyum lebar, “inilah amalan yang yang menjadikan dirimu begitu tinggi dihadapan Allah. Sungguh ini adalah sesuatu yang teramat berat untuk kami lakukan,”
Setelah mengetahui rahasia di balik sang lelaki penghuni surga itu, maka Abdulaah pu pamit, Sungguh dia telah mendapatkan pelajaran yang teramat berharga dari lelaki itu.
Alangkah beratnya untuk bisa memaafkan kesalahan orang lain, Alangkah berat untuk bisa menghargai eksistensi orang lain, betapa egonya diri ini yang membenarkan bersemayamnya “dengki, dendam,” dalam hati, menjadikan mereka musuh yang harus diberantas dan dimusnahkkan, yang halal untuk dibuka aibnya dengan didepan khalayak umum, merasa puas jiwa ini dengan kesuksesan kita memperlihatkan boroknya, walaupun mereka itu memakai al-mamater yang sama, mempunyai keimanan yang sama kepada Allah swt,
Mari kita hilangkan prsangka negatif kita, melapangkan dada kita dalam menghadapi perbedaan, karena tidak ada manusia yang sempurna, mari kita bahu-membahu dalam membangun kebersamaan, kita punya tujuan yang sama yaitu menjadiakan “PUBLISISTIK THAWALIB” yang lebih baik, mari kita kedepankan persamaan framework kita, bukan memperuncing perbedaan diantara kita, mari kita berjalan bersama-sama, saling melengkapi, saling menasihati dalam kebenraan dan kesabaran dalam menapaki jalan kehidupam ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar